Kang Hidayat memiliki sebuah cara yang unik di dalam membuka pembicaraan. Ia akan bertanya dan menggunakan kata “gaya” yang diucapkan dengan nada bicara khas Sunda sebagai penutup pertanyaan.
Misalnya, “Mau ke mana gaya?” atau, “Dari mana saja gaya?” kadang juga, “Bagaimana kabarnya gaya?”
Kata “gaya” sebagai penutup pertanyaan itu diucapkan dengan berbagai macam nada bicara. Bisa senang, sedih, kecewa, menyindir, tapi kalau marah tidak pernah.
“Sudah dicek tempatnya gaya?” Kang Hidayat bertanya kepada Abdul melalui telepon genggam, kali ini “gaya” bernada senang.
“Sudah Kang. Bagus sekali. Ada empat kamar besar yang bisa dipakai. Jadi nanti anak – anak perempuan tidak akan khawatir walaupun menginap.”
“Alhamdulillah.”
“Kang saya mau bertanya tentang harga…”
“Bagaimana gaya?”
“Ini asli, hanya tiga ratus ribu?”
“Asli. Itu kan villa milik paman saya. Bagaimana gaya?” Kali ini “gaya” bernada sedikit sombong.
“Bagus atuh Kang. Terimakasih Kang.”