Kakak

Kemas Nursyamsu Iskandar
Chapter #21

Clarissa 1

Jika kamu sudah memahami acara – acara yang diputar di televisi pada tahun 2000, pasti kamu pernah melihat sebuah drama televisi dari Taiwan yang berjudul Putri Huan Zhu. Drama itu menceritakan tentang seorang rakyat biasa bernama Xiaoyanzi yang diangkat menjadi puteri oleh Raja Qianlong. Xiaoyanzi diperankan oleh Zhao Wei, artis yang sempat sangat terkenal setelah membintangi film Shaolin Soccer. Nah, Clarissa adalah kembaran Zhao Wei yang hidup di Indonesia. Wajah khas Tiongkok, mata sipit, dan kulit putih itu entah didapatkan darimana. Karena, ayah dan ibu Clarissa adalah pribumi sejati yang memiliki kulit sawo matang. Penjelasan yang diberikan oleh orang tua Clarissa, setiap kali ia bertanya mengenai asal usul penampilannya, tidak pernah memuaskan hatinya.

“Kamu ini mirip puteri dari Tiongkok karena waktu ibu hamil terlalu sering menonton film Bruce Lee dan Jackie Chan!” Begitulah penjelasan ibunya yang tidak logis itu.

Clarissa memiliki keyakinan bahwa jika ia belajar ilmu sejarah dengan sungguh – sungguh, suatu hari nanti ia akan mengetahui sejarah yang disembunyikan oleh kedua orang tuanya. Setelah ia gagal masuk Jurusan Sejarah di Universitas Indonesia, ia kemudian terpaksa menjadi calon guru sejarah. “Biarlah,” katanya, yang penting tetap belajar ilmu sejarah.

“Mengapa kamu masih memakai celana jin!?” Tanya Teh Salma dengan suara yang keras dan serak.

“Saya lupa Memorandum of Understanding Teh, maaf.” Jawab Clarissa sambil menundukkan kepala.

“Apa itu memrendum ofanderstending? Jangan sok Belanda kamu!” Kata Kang Ucok yang terlihat sedang menahan marah.

“Itu, yang pernah kita kenalkan ke mahasiswa baru Cok! Peraturan yang disingkat em-o-yu Cok!” Teh Rina berbisik kepada Kang Ucok.

Kang Ucok merasa malu, ia keluar dari kelas, secara perlahan. Tapi ia tetap mempertahankan ekspresinya yang menahan rasa marah, demi terlihat sangar di depan para mahasiswa baru.

“Wow, ini nih, Si Cantik yang memiliki sifat pemberontak…” Dengan sinis, Teh Rina mengomentari Michelle, yang memakai celana jin ketat berwarna hitam. “Kamu mau pamer lekuk tubuh!? Mau nyari pacar baru di kampus!?”

“Kalau iya kenapa Teh? Merasa tersaingi?” Michelle memang suka mencari keributan.

Beberapa detik kemudian, terjadi cekcok yang hampir berujung aksi jenggut – jenggutan. Kang Boy, yang bertindak sebagai pemimpin Tim Evaluasi dengan cepat mengamankan keadaan. Teh Rina ditarik oleh Teh Salma untuk keluar kelas. Michelle diminta untuk duduk dan tidak berbicara lagi oleh Kang Tomi.

“Kalian ini mau mengikuti proses kaderisasi tidak!?” Kang Boy mengeluarkan suara yang keras, tapi masih tetap mempertahankan ketenangannya.

“Iya Kang!” Jawab beberapa orang di kelas.

“Kalau begitu kalian harus mengikuti M.O.U dengan baik. Kalian telah sepakat dengan kami akan berpakaian rapi seperti guru selama mengikuti proses kaderisasi, tapi masih ada beberapa orang yang memakai celana jin!” Kang Boy memberikan tatapan penuh kekecewaan kepada Michelle.

“Clarissa sama Teno juga pakai celana jin, mengapa hanya saya yang dipelototi? Akang suka ke saya?” Tanya Michelle dengan ketus.

“Maaf, saya sudah beristeri.” Kang Boy menjawab secepat mungkin. “Kalau kamu memang tidak suka dengan proses kaderisasi, silahkan keluar kelas, tidak ada yang melarang.”

Tidak pernah ada yang mau ke luar kelas, setiap kali Kang Boy menawarkan.

“Ini teh kita dimarah – marahin senior sampai kapan ya? Suka soak aku mah.” Maesaroh membuka pembicaraan setelah teman - temannya terdiam cukup lama di depan mangkuk – mangkuk bakso yang kosong.

“Kalau aku bodo amat lah sama mereka. Yang penting ikut proses, setiap mahasiswa baru memang bakalan kaya gini Roh.” Clarissa berbicara sambil memainkan es batu yang tersisa di gelas besar yang sepuluh menit lalu berisi teh manis.

“Kata aku ya, Kang Boy itu ganteng tahu, manis – manis berwibawa gitu.” Celetuk Titi.

“Ehhhh, dia udah beristri Ti, jangan jadi pengganggu rumah tangga orang lain!” Kata Nagita dan Sakura berbarengan.

“Iya aku tahu, isterinya yang Indo Arab itu kan ya, asli cantik banget. Kalian heboh ih, aku kan cuma bilang.” Titi berbicara sambil memukul – mukul mangkuk bakso dengan sedotan pelastik.

“Yang ganteng menurut aku ma Kang Tomi. Kaya Joe Taslim yah?.” Tanya Sakura.

Lihat selengkapnya