Kakak

Kemas Nursyamsu Iskandar
Chapter #27

Clarissa 2

Hujan di hari itu adalah hujan yang jail. Hujan pertama kali turun pada jam sepuluh, ketika para calon anggota himpunan sedang mendirikan tenda dan orang – orang yang bekerja dengan lambat dicaci maki oleh Teh Rina dan Kang Atom, senior yang baru muncul ketika acara pengukuhan anggota baru himpunan dilaksanakan, berkulit hitam legam, kembaran Mario Balotelli, hampir identik, kalau saja Kang Atom tidak memiliki perut yang buncit, pasti kembar identik! Hujan itu berhenti pada jam setengah sebelas, kemudian ia turun lagi pada jam satu siang, saat baju – baju yang basah mulai mengering, setelah acara makan siang bersama. Ketika para calon anggota himpunan baru saja selesai melakukan perjalanan siang pada jam empat sore, hujan itu turun lagi dan menyebabkan orang – orang yang sedang mengadakan aktivitas luar ruang di Afdeling Ciater mengumpat. Malam hari, hujan sering tiba – tiba turun, lalu tiba – tiba menghilang. Di hari itu hujan seperti tidak ingin orang – orang yang berada di luar rumah memakai baju yang kering dan nyaman. Entah, dendam apa yang dimiliki hujan kepada baju yang kering.

Clarissa, Maesaroh, Sakura, Nagita, Titi dan Michelle berada di kelompok yang sama, yaitu kelompok 13. Sebelum melakukan perjalanan malam, Kang Ujang yang nyunda, memeriksa kelengkapan alat untuk melakukan perjalanan malam seperti senter, matras, alat salat, makanan, obat – obatan, dan ponco.

Aduh euy ieu kelompok nu gareulis (aduh ini kelompok yang anggotanya cantik - cantik). Siap tahan banting ya kalian digoda senior – senior?” Tanya Kang Ujang pada kelompok 13.

Siap atuh kang!” Maesaroh sangat semangat melakukan perjalanan malam, karena tidak sabar bertemu senior yang ia kagumi, Kang Bule.

Nu sanesna kumaha (bagaimana yang lainnya)?”

Tidak ada yang menjawab Kang Ujang. Karena sebagian besar anggota kelompok 3 sudah lelah, kurang tidur, kedinginan, kesal, ingin cepat – cepat acara selesai, memikirkan hal – hal aneh yang akan dilakukan para senior, gelisah, dan pasrah.

Entah siapa yang telah berkonspirasi untuk menunjuk Michelle menjadi ketua kelompok 13. Perempuan keturunan Jerman itu telah digadang – gadang sebagai perempuan yang paling cantik di angkatan, sekaligus paling tajam mulutnya, sehingga ia juga dinobatkan sebagai perempuan yang paling dibenci oleh perempuan yang lainnya di angkatan.

“Jadi bagaimana rencana kita Ibu Ketua?” Clarissa mencoba akrab dengan Michelle di tengah – tengah kebun teh pada jam satu malam.

“Udah lah, pokoknya kita pasrah saja, ikuti keinginan mereka, ini seperti diperkosa girls, enak atau gak enak, kita nikmatin aja.” Jawab Michelle ketus.

“Rissa!? Michelle pernah diperkosa?” Maesaroh berbisik pada Clarissa.

“Enggak tahu.”

Malam itu, kelompok 13 dieksploitasi oleh setiap pos yang dihuni oleh senior – senior yang kegirangan didatangi oleh salah satu kelompok paling cantik yang pernah ada di dalam Sejarah Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah. Di pos pertama mereka diminta untuk menjadi Wonder Girls dan membawakan lagu “Nobody”, lengkap dengan tariannya, harus sesuai dengan video klip yang ada di youtube. Di pos kedua, diperintahkan menjadi Spice Girls.

“Pokoknya kalian bawakan lagu Wannabe! Harus bisa!” Kata Teh Mey, pacar Kang Bima.

Sebagian besar anggota kelompok 13 tidak mengenal Spice Girls, apalagi lagunya. Untungnya, Michelle tahu lagu itu, karena memiliki kakak perempuan yang sempat menjadi fans fanatik Spice Girls. Dengan kesabaran semacam guru TK, ia dengan tenang mengajari teman – temannya untuk menyanyikan lagu yang intronya memerlukan kecepatan berbicara semacam rapper. Ternyata dibalik judesnya itu, Michelle memiliki bakat mengajar yang luar biasa.

Lihat selengkapnya