Setelah acara pengukuhan anggota baru himpunan, beberapa orang di angkatan tiba – tiba mempunyai “adik baru”. Contohnya, Abdul yang sering diikuti oleh Somad dan Teno yang telah menganggap Abdul sebagai sosok panutan. Biasanya Abdul memberi tugas kepada Teno untuk membelikan rokok, sedangkan Somad ditugaskan untuk menyediakan kopi hitam. Sebagai balasan atas pelayanan kedua juniornya itu, Abdul sering memberikan wejangan mengenai cara “bermain” di dunia politik kampus. Sadut, Tito dan Akhbar (seorang weaboo) sering terlihat sedang mengobrol di depan fakultas seperti anak SD, ribut dan tidak terlalu jelas apa yang mereka bicarakan, katanya mereka mempunyai selera anime dan games yang sama. Yasa dan Big Somad juga sering terlihat mengobrol dengan serius di meja panjang kantin fakultas.
Rina sebenarnya ingin seperti Abdul, Sadut dan Yasa, bisa akrab dengan junior, mempunyai “adik baru”. Namun, peran Rina sebagai kakak perempuan jahat yang lebih jahat daripada ibu tiri yang jahat selama masa kaderisasi membuat Rina selalu dijauhi oleh para junior. Rina selalu dihindari di kampus, diabaikan di toko buku dekat kampus, tidak ditanya saat bertemu di Warung Kopi 24 Jam Pak Iyus, dianggap orang asing saat berpapasan di minimarket, saat Pengabdian Pada Masyarakat di Desa Sukaramai (kampung halaman Ujang), tidak ada junior yang mau mengobrol dengan Rina atau paling tidak tersenyum padanya. Ia selalu dihindari dan seakan – akan semua junior telah jijik kepada raut wajahnya. Padahal Rina sudah menjelaskan saat “acara blak – blakan” (yang diadakan setelah upacara pelantikan anggota baru himpunan , di acara itu Rina dianugrahi penghargaan sebagai senior paling dibenci, ia juga mendapatkan 17 surat benci, sedangkan Dzul mendapatkan 38 surat cinta, terpujilah lelaki tampan itu) kepada para junior, bahwa selama ia menjadi bagian dari tim evaluasi, ia berperan menjadi kakak perempuan yang jahat, tapi sifat Rina yang sebenarnya tidak jahat, ia senang mengenal banyak orang dan menghibur orang – orang. Namun sepertinya para junior tidak percaya dengan penjelasan Rina itu. Rina sempat berpikir, “Mungkin semua ini terjadi karena aktingku terlalu bagus.”
*
“Menurut urang ini semua karena mereka udah terlanjur benci sama maneh Rin.”
“Oh gitu?”
“Iya, kesan pertama itu begitu kuat lho Rin, jadi kalau dari awal udah benci ya benci, sebagian besar kaya gitu.” Kata Yuli, sambil mengambil karage dari mangkuk ramen suaminya.
“Perubahan itu tidak mudah diterima orang – orang Rin, semua orang perlu proses.” Kata Ryan Kribo, sambil mengambil sosis dari mangkuk ramen isterinya.
“Hmmm, gitu. Ya terserah meraka lah ya.”
“Gak akan makan Rin? Cuma minum kopi doang?” Tanya Yuli.
“Ramen di sini enak?” Bisik Rina pada Yuli.
“Wah, ternyata dari tadi anda sedang meremehkan kualitas makanan di Kedai Ramen Pak Ustad. Makanan di sini enak Rin! Sombong banget ini anak gaul PVJ!” Yuli berbicara lantang.