Kakak

Kemas Nursyamsu Iskandar
Chapter #30

Senator

Setiap ketua himpunan yang ada di fakultas mendapatkan jabatan sebagai Senator di Senat Fakultas. Yasa merupakan salah satu senator yang paling pendiam karena tidak mengerti banyak hal. Ia mempercayakan sepenuhnya kepentingan himpunan di Senat Fakultas kepada Abdul.

“Selamat Pak Kahim, sekarang ada uang sebesar 4,6 juta di rekeningmu!” Kata Abdul, ketika bertemu Yasa dan Sadut yang sedang makan ketoprak di depan gerbang kampus.

Alhamdulillah, uang beasiswa apakah ini Dul?”

“Beasiswa aktivis. Oke, sekarang traktir aku satu piring ya?”

“Boleh.”

Sambil melahap ketoprak, Abdul menceritakan tentang berbagai konflik yang terjadi di dalam angkatan Kang Salah karena berebut mendapatkan uang beasiswa aktivis. Yasa memang melihatnya sendiri di dalam MUMAS (Musyawarah Mahasiswa) Himpunan tahun lalu, ada tujuh orang yang bertarung untuk memperebutkan jabatan sebagai ketua himpunan, sebelum akhirnya dimenangkan oleh Kang Hendro.

“Kaum Ganjil berbeda dengan Kaum Genap, di dalam angkatan ganjil selalu saja ribut merebutkan jabatan. Sedangkan angkatan genap dipenuhi oleh orang – orang yang menghindari dunia politik. Sangat bertolak belakang. Tapi keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing – masing. Kaum Genap adem ayem di dalam angkatan tapi bodoh luar biasa dalam berpolitik, Kaum Ganjil dipenuhi oleh pemikir – pemikir cerdas yang siap berpolitik, namun di dalam angkatan penuh konflik. Bersyukurlah kamu jadi bagian dari Kaum Genap Dut, kalau kamu Kaum Ganjil, mungkin tidak akan seceria sekarang.” Abdul menjelaskan sambil merokok.

Alhamdulillah, Dul. Kalau boleh tahu, siapa saja yang mendapatkan beasiswa aktivis Dul?” Tanya Sadut.

“Ketua Himpunan dan semua personalia. Kau mau ya?” Abdul meledek Sadut.

“Tentu saja Dul!”

“Sayang sekali, tidak bisa.”

Uang beasiswa itu kemudian Yasa pakai untuk mencicil motor matic hitam yang ia beri nama Bleki. Sadut senang sekali, karena kemanapun Yasa pergi dengan Bleki, ia selalu ikut.

“Tiga hari lagi para senator akan diundang oleh beberapa pejabat fakultas untuk makan – makan di restoran. Kau tidak akan pacaran kan Sabtu ini?” Tanya Abdul, setelah menghabiskan satu mangkuk bakso yamin Mas Minto.

“Aku kan tidak punya pacar Dul. Insya Allah aku akan datang. Akan ada pembicaraan apa Dul?”

Lihat selengkapnya