Clarissa masih menyukai mantan pacarnya di SMA. Namanya Arsya, konon katanya ia keturunan bangsawan dari daerah Sumedang. Namun, cinta Clarissa pada Arsya yang kini sekolah di Universitas Padjadjaran itu selalu seperti cahaya kunang – kunang, yang kadang terang benderang karena rindu yang dirasakan oleh hati Clarissa, dan kadang juga gelap karena cemburu yang dirasakan Clarissa setelah melihat Arsya yang sering berganti – ganti pacar dan memamerkannya di Instagram. Akhirnya cinta itu benar – benar padam setelah Arsya menikah muda dengan seorang gadis keturunan Belanda, teman sekelasnya sepertinya, karena Clarissa melihat mereka berdua memakai jaket himpunan yang sama, melihat di Instagram tentunya.
Clarissa mulai mencoba membuka hati pada lelaki yang lain, ia kemudian merasakan Rafiki memendam perasaan cinta untuknya. Hubungan mereka berawal dari Clarissa yang sering nebeng motor Rafiki untuk pulang ke kosan, karena mereka berdua tinggal berdekatan, jarak kosan Clarissa ke kosan Rafiki hanya dibatasi oleh dua rumah saja.
Berawal dari pulang bersama, kemudian makan malam bersama, lalu suatu malam Jumat Kliwon Rafiki mengajak Clarissa untuk pergi ke tempat makan yang cukup jauh dari kampus. Rafiki bilang, malam itu mereka akan makan malam di tempat yang spesial. Namun, Rafiki berbohong, ia bukan pergi ke restoran atau kafe yang romantis, Clarissa diajak ke Gerbang Taman Wisata Hutan Pinus Cikole, pada saat itu ada yang sedang melakukan acara foto – foto pre wedding di dekat gerbang, banyak lampu – lampu warna - warni yang terpasang di pinggir gerbang, berkelap – kelip seperti kunang – kunang, menghiasi kebahagiaan dua sejoli yang sedang asyik berpose ditemani dua orang fotografer. Entah itu adalah ide yang tiba – tiba muncul di kepala Rafiki, atau memang sudah direncanakan sebelumnya. Di tempat itulah Rafiki menyatakan cinta kepada Clarissa.
“Clarissa, aku suka kamu, maukah kamu jadi pacar aku?”
Clarissa langsung berpikir keras setelah mendapatkan pertanyaan kejutan itu. Ia sebenarnya tidak memiliki cinta untuk Rafiki, ia menganggap Rafiki hanya teman akrab saja, tidak lebih dari itu. Ia ingin menolaknya saat itu. Namun, Clarissa telah terjebak di tempat yang jauh, ia sempat berpikir yang aneh – aneh, ia takut Rafiki akan marah setelah ditolak, kemudian ia akan meninggalkan Clarissa sendirian di Gerbang Taman Wisata Hutan Pinus, dan ia harus berjalan kaki ke kampus, jarak Cikole ke kosan cukup jauh, sekitar 16 kilometer, mungkin di perjalanan akan ada penjahat, mungkin penjahat itu akan menculik Clarissa dan menjualnya kepada Raja Germo Lembang, mungkin setelah itu ia tidak akan pernah kembali ke rumahnya lagi karena malu telah menjadi Pekerja Seks Komersial. Khayalan – khayalan itu membuat Clarissa takut dan pada akhirnya ia dikuasai perasaan ingin cepat – cepat pulang ke kosan.
“Iya mau, hayu cepet pulang ke kosan!” Jawab Clarissa.
Sejak saat itu Clarissa mulai dimanfaatkan Rafiki untuk panen pujian di Instagram. Setiap tiga hari sekali lelaki yang mengaku fans fanatik Blink-182 itu mengupload kebersamaannya dengan Clarissa di Instagram dan mendapatkan puluhan pujian dari teman – temannya. Clarissa mulai membenci Rafiki, pertama karena ia dianggap Clarissa telah “memaksanya” untuk menerima cintanya, kedua karena Rafiki suka pamer kebersamaan di sosial media dan itu sangat mengganggu Clarissa, karena mereka berdua sebenarnya belum saling mengenal dengan baik, tapi Rafiki sering memperlihatkan bahwa mereka berdua sudah memiliki hubungan batin yang kuat dengan kata – kata indah yang ia tuliskan di caption Instagram-nya, seperti “kita berdua telah dipertemukan oleh semesta”, atau “dengan radarku akhirnya ku menemukanmu”.
Maesaroh dan Sakura menyarankan agar Clarissa segera memutuskan hubungannya dengan Rafiki. Tapi, Clarissa merasa Rafiki “tidak pernah berbuat jahat” kepadanya, dan ia tidak pernah berlaku kasar pada Clarissa.
“Iya, tapi dia nyebelin Rissa! Bukannya dia juga yang udah maksa kamu menerima cintanya di Gerbang Kelap Kelip itu? Itu kan dapat diklasifikasikan sebagai perbuatan yang jahat!” Kata Maesaroh yang sudah sangat kesal dengan keputusan yang dibuat oleh sahabatnya.
“Ini gak semudah itu Roh! Ya walaupun, iya sih, bisa dibilang jahat dia waktu nembak aku di Gerbang Kelap Kelip itu…”
“Kamu harus memikirkan perasaan lelaki yang benar – benar mencintai kamu Rissa, bukan lelaki yang suka pamer di sosial media itu…” Kata Sakura.
“Memangnya siapa lelaki yang benar – benar mencintai Rissa?” Maesaroh belum tahu.
*
Kang Tomi sejak setengah jam yang lalu telah menunggu Clarissa di depan gerbang fakultas. Ia memperhatikan dengan cermat, wajah – wajah perempuan yang keluar dari gerbang. Begitu ia melihat Clarissa, tiba – tiba perasaan bahagia itu merasuki hatinya, perasaan itu juga memberikan kehangatan yang menyenangkan raganya.
“Rissa mau ke mana? Sudah beres kuliahnya?” Tanya Kang Tomi.
“Sudah, dan mau pulang.” Jawab Clarissa ketus.
Clarissa merasa kesal dengan Kang Tomi yang kalah cepat dengan Rafiki. Sebenarnya ia ingin bersama Kang Tomi, ia telah menunggu lelaki itu melakukan pendekatan sejak acara kaderisasi selesai, tapi Kang Tomi sepertinya lebih memilih kesibukannya di himpunan daripada berkenalan dengan Clarissa. Ingin Clarissa meneriakan kalimat, “Kamu sudah telat coy!” di depan wajah Kang Tomi.
Pesan – pesan singkat malam itu…
[20.01] Kang Tomi : Clarissa lagi apa?
[21.37] Clarissa : Nonton
[21.38] Kang Tomi : Nonton apa? Drama korea ya?
Jumat itu Clarissa menyaksikan Geng Ramen yaitu Michelle, Nagita, Titi berdebat dengan Geng Pizza yang beranggotakan Sakura dan Maesaroh. Perdebatan itu berawal dari memilih tempat makan, kemudian entah mengapa merembet ke permasalahan hubungan Clarissa dan Rafiki.
“Kalian gak berhak girls untuk menentukan sikap Rissa terhadap hubungan dia sama Rafiki! Coba bayangin aja kalian pacaran, terus temen – temen pacar kalian itu menjelek – jelekan kalian, sakit hati kan?” Michelle sangat tidak setuju dengan pendapat Sakura.
“Pokoknya Rissa itu harus memilih lelaki yang mencintainya dengan tulus, bukan yang sering pamer di Instagram!” Kata Sakura ketus.
“Girls, kita jadinya makan ramen atau pizza?” Tanya Clarissa.
“Bentar Rissa.” Titi tiba – tiba memasang wajah serius. “Sakura, coba kamu denger deh, perkataan kamu itu menyinggung Nagita tahu! Nagita kan sering pamer foto bareng Kang Rahmat di Instagram!”
“Aku gak bermaksud nyinggung Nagita sama Kang Rahmat, pokoknya ini ma masalah Rissa sama Rafiki!” Sakura meninggikan suaranya.
“Aku udah tersinggung ya. Sakura.” Nagita memanaskan keadaan.
“Jadi ini teh kita mau makan pizza atau ramen? Pizza aja yuk?” Maesaroh ingin mendinginkan keadaan.
“Sebentar Roh.” Titi masih berwajah serius. “Jangan mentang – mentang kita lagi kumpul di kosan kamu, terus kamu jadi boleh bicara seenaknya, Sakura.”
Mata Sakura mulai berkaca – kaca, ia sebentar lagi akan meledak. Clarissa segera mengamankan keadaan.
“Denger girls!” Clarissa berteriak, para anggota Girlband Kebon terdiam. “Malem ini kita makan ramen! Titik! Pokoknya Ramen! Soalnya akhir bulan, pizza mahal! Dan satu lagi! Aku bersumpah bakalan putus sama Rafiki kalau dia satu kali saja menunjukkan bahwa ia lebih memilih sosial media daripada aku!”
[21.01] Kang Tomi : Clarissa lagi sibuk gak?
[22.17] Clarissa : Mau tidur.
[05.11] Kang Tomi : Clarissa udah bangun?
[06.56] Clarissa : Udah.
[06.57] Kang Tomi : Ketemuan yuk? Di Taman Machiavelli?
[09.37] Clarissa : Mau apa?
[09.38] Kang Tomi : Aku tunggu ya kamu di Taman Machiavelli jam 1 siang.
Clarissa datang ke Taman Machiavelli lebih awal, tepatnya pukul 12.47. Tentu saja Kang Tomi belum ada di sana, dan bahkan tidak ada siapa – siapa di sana saat itu. Clarissa menghabiskan waktu dengan memperhatikan angsa – angsa bermain di kolam yang dihiasi oleh air mancur yang dikelilingi oleh tiga patung anak kecil yang memiliki sayap dan memegang busur. Siang itu matahari begitu panas, keringat mulai membasahi tunik pink dan celana jin hitam yang Clarissa kenakan, beberapa orang yang sepertinya pacaran mulai berdatangan ke Taman Machiavelli. Pukul 13.21, Kang Tomi belum juga datang.
[13.22] Sakura : Rissa di mana?
[13.22] Clarissa : Di Taman Machiavelli.
[13.23] Sakura : Lagi sama Rafiki?
[13.23] Clarissa : Enggak, sendirian.
[13.24] Sakura : Kamu mau selingkuh!??? Sama siapa?
[13.24] Michelle : Rissa, kalau kamu mencret biasanya minum obat apa? Aku nyesel lah makan seblak pedas level 27 kemarin.
“Hei lagi apa!” Kang Tomi mengagetkan Clarissa.
“Kenapa telat!?” Clarissa langsung marah.
“Maaf, tadi menemani Kang Yasa dulu ke kantor ketua jurusan.”
Kang Tomi membawakan Clarissa es krim stroberi yang ia beli di kantin fakultas. Tanpa berterimakasih Clarissa melahap es krim itu dengan wajah yang kesal. Sekitar sepuluh menit, mereka berdua hanya saling diam, menikmati es krim, suara air mancur dan suara angin yang membuat bunga, daun dan pohon – pohon kecil yang ada di taman menari – nari.
“Rissa udah punya pacar ya?” Kang Tomi memecah kesunyian.
“Kenapa?”
“Jawab aja, tau ko, sama lelaki dari Kaum Ganjil ya?”
“Iya.”
Kang Tomi terdiam. Kemudian ia menghabiskan es krim yang tersisa di mangkuk kecil secepat yang ia bisa.
“Aku panas ih. Rissa duluan ya mau ke kelas.”
“Oh iya, sok.”
*
Sore itu Rafiki mengajak Clarissa untuk pergi ke Jonas Foto untuk foto – foto di photobox. Jam 17.17 terciptalah belasan foto dengan background bintang – bintang dan planet – planet bercincin, di foto – foto itu terlihat Clarissa dan Rafiki adalah pasangan yang sangat menikmati hubungan mereka, mereka difoto saat berdekatan, saat saling menatap, saat tertawa bersama dan saat bersama – sama memasang wajah yang jelek (wajah jelek Clarissa menurut dirinya adalah saat ia mengangkat ujung hidungnya ke atas sehingga menyerupai manusia babi, sedangkan wajah jelek Rafiki menurut dirinya adalah saat ia manyun dan dengan sengaja membuat matanya menjadi juling sementara).
Selesai acara di photobox, mereka berdua makan malam di Kedai Tam Tam, Clarissa memesan spagethi dan jus stroberi, sedangkan Rafiki memesan sate padang dan es teh manis. Sialnya malam itu, ketika baru saja menghabiskan sepiring spagethi, Clarissa mendapatkan pesan yang mengejutkan dari Michelle.
[20.17] Michelle : Rissa, maaf ya cantik, aku belum ngerjain power point Sejarah Kerajaan Maurya itu. Aku sekarang di rumah sakit, aku mencret – mencret parah, ini lagi ditemenin Mamah. Aku kapok gak akan mau makan lagi seblak pedas level 27. Maafin aku ya Rissa.”