Kakak dan Dara membawa pizza ke rumah untuk buka puasa di hari ke-18 di bulan Ramadhan. Begitu Kakak dan Dara mengetahui apa yang telah terjadi pada hubungan Yasa dan Saphira, Dara marah – marah.
“Kamu bego Sa! Makanya jangan buru – buru! Mau ke mana sih? Kasian kan Saphira.” Dara berbicara seolah – olah ia telah menjadi kakak ipar Yasa.
“Awalnya dia mau menikah di KUA Teh…” Yasa mencoba menjawab.
“Kamu cuma mikir nikahnya doang! Kamu mikir gak? Nanti kehidupan rumah tangganya mau seperti apa? Apakah kamu sudah punya cukup uang untuk mencicil rumah? Nanti kalau punya anak mau bagaimana? Anak kamu mau dikasih makan apa? Kamu belum lulus lagi!”
Yasa tidak suka dengan Dara yang bersikap seolah – olah dia sudah menjadi isteri Kakak. Yasa ingin menjawab semua pertanyaan itu, namun Kakak memberikan tatapan tajam yang berbunyi : Sudah diam! Dengarkan apa yang diucapkan Dara!
“Mending kaya kita ya Di?” Dara menepuk pundak Kakak. “Santai dulu, main dulu, pacaran dulu aja. Nanti sudah punya rumah, mobil dan tabungan yang cukup, baru nikah.” Dara mengatakan semua itu seolah – olah mempunyai rumah dan membeli mobil adalah yang lebih utama dari menikah.
Yasa terdiam, ia merasa sakit hati. Saat akan berbuka puasa, ia berdoa pada Allah agar Dara segera merasakan apa yang ia rasakan.
*
Yasa tidak hadir saat beberapa teman dekatnya mengadakan acara syukuran setelah sukses melewati ujian sidang skripsi. Alasannya tentu saja karena ada Saphira di acara itu.
[17.31] Boy : Tega anjing! Aing sidang maneh gak hadir!
[18.12] Tomi : Sa kenapa gak datang ke sidang aku? Kamu putus sama Saphira?
[18.51] Sadut : Sa, aku punya informasi penting tentang Saphira, penting ini mah, asli penting. Besok ke kosan aku ya?
[19.13] Dali : Sa putus sama Saphira? Dia nangis terus lo selama sidang
[19.56] Alek : Sa kenapa gak datang? Ih maneh gitu ih, gara – gara putus sama Saphira ya?
[20.13] Utami : Sa kamu putus sama Saphira?
[20.41] Mba Marni : Kenapa putus sama Saphira Sa?
[21.39] Abdul : Putus ya sama Saphira? Sabar ya Sa, eta mah lain jodo maneh (itu bukan jodoh kamu)
Yasa datang ke kosan Sadut keesokan harinya. Ia sangat terkejut, Sadut sedang bersama perempuan di kosannya.
“Hai, aku Reylia! Tunangannya Sadut!” Kata perempuan itu.
“Saya Yasa, temen Sadut.”
Ternyata Sadut telah bertunangan kemarin malam di Dimsum Hijau, dan ia telah memakai cincin tunangan yang membuat Yasa tidak bisa menahan rasa iri.
“Reylia cinta pertama aku Sa! Kami pertama kali bertemu waktu aku masih kelas empat SD dan lagi libur lebaran di Kopo, di rumah bibi – bibi aku. Setiap libur lebaran aku bertemu Reylia, ngobrol dan makan es krim pelangi bersama. Aku main sama Reylia soalnya gak bisa ikut main bola sama saudara – saudara aku Sa. Kami selalu bertemu setiap lebaran, dari SD sampai kelas 7 SMP. Setelah itu sempat lost contact, tapi alhamdulillah bisa ketemu lagi berkat Akhbar. Reylia ini drummer di band Akhbar.” Kata Sadut.
“Drummer?” Yasa tidak percaya.
“Iya, selain itu dia juga atlet taekwondo.”
Reylia mempunyai rambut lurus sebahu, wajahnya ramah, tampak seperti memiliki hubungan keluarga dengan Clarissa, badannya tinggi dan besar, perempuan itu jelas lebih berat 5 sampai 6 kilogram dari Sadut yang kurus. Di hari itu Sadut dan Reylia memakai pakaian yang sama, baju hitam bergambar semua personil L’Arc-en-Ciel dan celana jin biru.
“Maaf ya Sa, baru ngasih tahu. Soalnya aku merasa kamu lagi banyak masalah kemarin, jadi…”
“Tidak apa – apa Dut. Aku senang sekali, sekarang kamu punya Reylia.”
Reylia selalu senang berada di dekat Sadut, dan perempuan itu sepertinya tahu semua kebiasaan Sadut, seperti mengeluarkan air liur yang sangat banyak saat sedang tidur, tidak suka sarapan roti, kalau sedang menonton anime tidak ingin diganggu, kalau makan bakso, Sadut akan memakan bakso dulu, setelah itu baru mie, dan selalu tidur tepat waktu di jam sembilan malam.
“Maaf ya Dut, kemarin aku tidak datang ke sidang kamu…”
“Tidak apa – apa Sa, aku mengerti.”
“Ini, aku bawakan hadiah buat kamu, selamat ya.” Yasa memberikan hadiah action figure Naruto dan Hinata.
Yasa senang sekali begitu melihat pasangan yang baru bertunangan itu terlihat sangat bahagia menerima hadiah dari Yasa. Sadut dan Reylia begitu bahagia, sampai mereka terdiam cukup lama di depan hadiah itu.
“Jadi, Dut. Apa informasi penting itu?”