Kakak beralih profesi menjadi guru honorer setelah berhasil menjadi anggota Persaudaraan Harimau Putih. Ia mengajar matematika dan fisika di SMA. Kakak memiliki jadwal yang sangat padat, setiap hari mengajar dari pagi sampai sore, ia mengajar di SMA pada hari Senin dan Selasa, di SMK pada Rabu dan Kamis, serta di SMP pada hari Jumat.
“Aku akan membentuk pasukan!” Itulah misi besar Kakak setelah menjadi anggota Persaudaraan Harimau Putih.
Setelah bekerja sebagai guru honorer selama tiga bulan, Kakak menikah dengan cinta pertamanya di SMA, nama perempuan itu Melati, seorang pegawai pabrik celana jin yang kulitnya putih, berbadan langsing dan tinggi. Mereka menikah di KUA, dan mengadakan syukuran yang sederhana di rumah Ayah. Setelah menikah, Kakak dan Melati tinggal bersama Ayah dan Ibu.
Selama mengajar di tiga sekolah, Kakak menjadi sosok guru yang dikenal sangat akrab dengan para trouble maker di sekolah. Secara umum semua siswa yang diajar oleh Kakak menyukainya, karena ia berpenampilan menarik dan pintar, tapi yang benar – benar mencintai Kakak adalah siswa – siswa penuh masalah itu. Mereka bilang, Kakak adalah penyelamat mereka dari kehancuran.
*
Ketika masa Pandemi Covid-19, ada tiga hal besar yang hilang di dalam hidup Yasa. Yang pertama adalah penyakit varikokel Yasa tiba – tiba hilang setelah ia mengetahui Saphira dan Herlan telah menikah di KUA dengan protokol kesehatan Covid - 19. Yasa senang sekali akhirnya penyakit itu hilang dari tubuhnya dan Saphira akhirnya menepati perkataannya untuk melakukan pernikahan di KUA.
Yang kedua adalah Sadut. Ia dan keluarganya adalah seratus korban pertama dari virus corona di Indonesia. Sebelum meninggal, Sadut menulis surat untuk Yasa :
Semoga kamu tidak kena virus corona saat membaca surat ini Sa.
Saat aku menulis surat ini, aku sedang berada di kasur, baru saja selesai menonton koleksi video pewdiepie yang ada di gawaiku. Aku masih bertanya – tanya, mengapa banyak sekali orang – orang yang suka menonton pewdiepie? Apa menariknya melihat orang yang asik dengan dunianya sendiri? Hari ini aku memiliki jawaban atas pertanyaan – pertanyaan itu, jawabannya adalah karena di zaman sekarang banyak orang yang bingung untuk menjadi bahagia, sehingga mereka senang melihat orang yang sedang berbahagia dengan dunianya sendiri. Saat ini, orang – orang lebih suka lari dari masalah daripada menghadapinya. Mengapa aku tiba – tiba ceramah? Biarlah, aku sudah terlanjur menulisnya, sulit menghapus tulisan pulpen, ribet.
Reylia dan Yasa Kecil sudah pergi duluan seminggu yang lalu, Sa. Setelah mereka pergi, aku sakit demam, dan nafsu makanku hilang. Yang kulakukan di sini hanya… maksudnya setelah mereka tiada, aku hanya berdoa dan bermain game. Aku salat sebanyak yang aku bisa, aku main game untuk mengalihkan pikiranku dari kesedihan. Aku juga mulai menulis lagi, menulis cerita pendek, menulis surat – surat untuk orang – orang terdekatku. Di Rumah Sakit, aku hanya bisa bermain mobile game Sa, padahal aku ingin main Defense of the Ancient dengan laptop ASUS-ku Si Susanto. Oh iya, aku punya impian, kita berdua suatu hari nanti bisa bermain DotA berdua, kurasa kamu kalau sudah bisa, cocok bermain jadi carry, dengan sifat kamu yang meledak – ledak itu kamu pasti suka Chaos Knight, dan aku akan jadi support, mungkin memakai Crystal Maiden atau Lion. Aku baru bisa mengungkapkannya di surat ini ya, aku selalu merasa malu untuk mengungkapkan hal itu. Walaupun aku tahu kamu pasti tidak akan pernah mengecewakanku, apalagi menghinaku yang kadang suka aneh – aneh ini. Aku selalu berpikir, belajar bermain DotA akan membuat kuliahmu terganggu, hati hati Sa! DotA itu telah membuat banyak orang ketagihan dan melupakan dunianya! Lho kok aku malah menulis ini? Biarlah, sudah tertuliskan.
Oh iya, aku main game Zuma untuk mengalihkan pikiranku dari kesedihan. Zuma, si kodok hijau yang memuntahkan bola warna warni itu Sa, kamu juga pernah main di gawaimu waktu zaman kita lagi sibuk – sibuknya menulis proposal skripsi. Zuma adalah game favorit Papah, aku jadi ingat Papah, aku sebenarnya sering menangis saat ingat Papah, aku ingin Papah di sini, menemaniku saat ditinggal anak isteri, karena sekarang aku sudah menjadi anak – anak lagi, aku sudah bukan suami dan seorang ayah lagi. Aku juga kangen Mamah dan rindu dimasakin spagethi sama Amel. Aku kangen kucing – kucingku, Si Miko, Si Ndut, terutama kesayanganku Si Janet.
Aku ingin menyalahkan Papah Mertuaku, karena bisnis pohon bonsai-nya membuat kami sekeluarga kena corona. Tapi Papah Mertuaku baik banget Sa, setiap aku merasa kesal aku ingat kebaikannya, rasa kesal itu kemudian hilang. Lagian, ini semua sudah takdir Allah Sa. Kata Papah Allah telah menyiapkan skenario terbaik bagi setiap manusia, jadi kehidupan ini seperti film Sa, kita hanya tinggal menjadi pemain yang berhati baik dan sabar saja jika ditimpa musibah. Nanti film kita akan diputar di akhirat, aku ingin tampil sebagai tokoh yang baik Sa, tidak banyak berbuat jahat, dan banyak minta maaf sama Allah ketika salah.
Aku jadi ingat perkataan Kakek Lim Sa, beliau teman Papah Mertua yang kadang – kadang suka main ke rumahku. Kata beliau, jangan takut mati, tapi jangan cari mati. Aku selalu ingat, kata – kata itu. Aku tidak takut mati Sa, selama aku berada di jalan yang benar, aku tidak takut mati.