KAKTUS

L.Biru
Chapter #2

KABAR #2

Namun takdir berkata lain, suara canda tawa itu seolah lenyap dikalahnkan oleh suara benturan dua benda keras yang seakan menghentikan waktu. Mimpi, harapan dan kebahagiaan segalanya sirna, tak berbekas. Langitpun menangis bersamaan dengan hujan yang mulai turun, darah mengalir deras merubah warna aspal menjadi merah merekah, asap yang mengepul dari mesin bus mini yang terbalik itu mulai mengudara, seolah memberi kabar pada semesta.

Pandangan Asma mulai mengabur, pelukan hangat yang biasa ia rasakan kini mulai terasa dingin, hanya suara langkah kaki yang terdengar, mungkin itu adalah suara warga sekitar yang ingin menolong.

“a...yah...” lirih Asma sebelum kesadarannya benar-benar hilang.

                                                            **************                             

 “Sekarang waktunya Umar tidur siang ya, bunda mau goreng pisang dulu.” Ucap Bunda Maryam yang tak lain adalah ibunda Asma. Beliau mendapat kepercayaan untuk mengelola salah satu kantin yang ada di Yaspen Pelita Bangsa. Yah, hitung-hitung membantu ekonomi keluarga.

“nanti Umal mau beli eskim ya bun.” Rengeng Umar yang sudah ada didalam ayunan, tempat khusus yang dibuat ibunya untuk tidur siang.

“iya, pokoknya Umar tidur dulu ya.” Ucap sang bunda dengan lembut.

“Bunda janji?.” Umar memastikan agar Bundanya tidak berbohong      

“iya.” Jawab sang Bunda                                  

“kalo bohong dosa, nanti bunda masuk nelaka mau?.” Timpal Umar

“iya, bunda gak bakal bohong.” Senyum mengembang dari bibir sang Bunda melihat anak nya yang masih menatapnya curiga.

“Sekarang Umar tidur dulu, nanti kalo udah bangun bunda janji bakal beliin Umar es krim yang banyak terus kita telfon ayah deh, mau?.” Bujuk sang bunda

Dengan sigap umar mengangguk dan segera menutup matanya.

“ Umar udah tidur?.” Tanya lilik, orang yang bekerja dengan nya.

“ Udah lik, kalo ada mau nya kan cepet tidurnya.” Ucap Bu maryam dengan senyum mengembang

“ emang minta apa dia?.” Tanya lilik

“ biasa, es krim.” Jawab bu Maryam

“ Bunda, mau nurdin (nutri sari dingin) satu.” Teriak salah seorang siswa

“ lah, kok udah keluar gil, emang udah bel?.” Tanya bu maryam heran karena belum mendengar istirahat berbunyi.

“ males bun, si botak yang masuk, ngedongeng aja dia dikelas, bikin ngantuk.” Ucap nya seraya duduk di bangku panjang.

Lihat selengkapnya