Bulan : "Jalan menujumu..."
Berbicara rasa, berbicara pilihan, sayangnya aku tak bisa memilih pada sosok mana hatiku kutambatkan...
Hari ini tak ada jadwal perkuliahan, namun aku telah melangkahkan kaki ku menyusuri jalan besar yang membentang tak jauh dari kampus. Sedari tadi malam Vian telah menghubungiku untuk menemaninya berkeliling, berburu sepatu hari ini. Jadi disinilah aku, digedung besar ini. Sebuah gedung besar pusat perbelanjaan yang tengah ramai-ramainya.
"Gimana?" Vian berseru sembari mondar mandir.
"Bagus," seruku.
Vian berhenti, mematut bayangannya pada kaca setinggi orang dewasa yang memantulkan refleksi keseluruhan badan. Kaca yang disediakan toko ini di beberapa sisi ruangan dengan deret rak sepatu berbagai model, warna dan ukuran.
Vian masih fokus pada sepatunya, bergantian pada refleksi di kaca dan kakinya "Hmmm rasanya ada yang kurang deh," Vian bergumam.
"Apa? Bagus kok? Ukurannya pas kan? Warnanya juga cantik," seruku memberi penilaian singkat pada sepatu boots hitam dengan beberapa tali lebar tersebut.
Vian mengerucutkan bibirnya, "Coba yang satu ini ah," seru Vian sembari menyambar sepatu boots biru gelap di rak belakangku.
Dia kemudian kembali berjalan ke arah cermin dan menggoyang-goyangkan kakinya. Vian masih fokus saat...
"Vi...," ujarku.
"Kenapa? Ngak bagus ya?" Vian menimpali, masih fokus dengan kakinya.
"Bagus," seruku. "Mm... Mara ngak datang?" lanjutku.
Vian terdiam, entah masih fokus pada sepatunya atau teringat Mara yang belum juga muncul.
"Kekecilan," Vian berseru.
Lalu dia duduk dibangku terdekat, mencopot sepatu itu, dan kembali memakai sepatu sebelumnya.
"Vi...," seruku.