Kota X, menjelang 2004
Fajar : "Begitusaja kamu hadir, muncul didekatku..."
Tek... tek... ini adalah origami ke tiga yang kuselesaikan. Origami yang ku buat disela tulisanku pada buku tipis diatas meja bercat hijauku ini. Tek... aku menarik pelan salah satu sayap origami ditanganku, menoleh ke sekeliling kelas yang kosong. Entah kenapa kali ini waktu istirahat kelas terasa begitu lama. Aku sudah menyelesaikan beberapa halaman tulisanku, aku juga telah menyelesaikan origamiku, namun nampaknya kelas masih juga belum akan dilanjutkan. Aku meletakkan origamiku bersama origami lainnya, lalu mengangkat dan membalik-balik halaman buku kecilku. Namun aku tak lagi menemukan kertas origamiku, tampaknya telah habis. Aku pun meraih dan meletakkan buku kecilku di laci meja bersama dengan origami tadi.
Aku berdiri, berjalan meninggalkan kelas. Aku berjalan pada jalan kecil antara gedung kegiatan dan gedung kelas, hendak berbelok pada sisi kanan gedung kegiatan saat mataku menangkap sesosok di kelas yang berada tepat di kanan kelasku. Sosok itu hanya tampak dari belakang, menunjukkan siluetnya yang tengah sibuk entah dengan apa. Aku mendekat, menghampiri pintu kelas itu yang terbuka.
Aku masih berdiri, sementara sosok itu masih sibuk dengan aktifitasnya seakan tak menyadari kemunculanku. "Dia...," aku bergumam pelan.
Aku Fajar... dan sosok itu kamu, Bulan... . Sosok dengan senyum malu-malu, sosok pendiam yang menyambut sapaanku ditaman bermain saat itu. Sosok yang manis, lembut, dan polos akan selalu tersemat dalam bayangan setiap orang yang berjumpa denganmu. Sepasang mata hitam besar, dengan hidung mancung, dan bibir yang selalu menguraikan senyum, serta lesung pipi menyertai, menghiasi wajahmu. Rambut hitam lurus sepinggang dan poni tipis menutupi dahi mungilmu. Kulit kecoklatan dengan tubuh tinggi dan kurus, yang begitu tampak dari jari-jarimu yang panjang.
--
Tubuh tinggimu yang menonjol berbanding terbalik denganku yang tak terlalu tinggi, cendrung lebih rendah jika dibandingkan denganmu yang tergolong tinggi untuk anak seusia kita terutama anak perempuan seusiamu. Sedikit menyebalkan memang, tapi aku tak pernah ambil pusing tentang ini dan kamu tak pernah menyinggung hal ini. Mungkin bagimu ini hal biasa dan tak menarik untuk dibahas, entahlah.