Kala Bulan dan Fajar

el tsuki
Chapter #23

Bagian 11 : Menyingkap Rasa (Sesi Fajar)

Fajar : "Menyusuri jalanmu..."

Aku menyusuri jalan kecil yang berada disamping ruang unit, jalan yang berada diantara ruang unit dan kursi semen. Aku kemudian memasuki pintu ruangan yang terbuka lebar. Tampak beberapa orang berlalu lalang, beberapa meninggalkan ruangan dan beberapa bertahan disana. Beberapa gadis berkerumun pada meja dekat lemari arsip. Tampak mengangsurkan lembaran dan berbincang dengan seorang gadis berkacamata dengan rambut cepol. Gadis berkacamata itu duduk sembari membalik sebuah buku, kemudian tangannya bergerak meninggalkan gores pelan pada buku dihadapannya. Dia tampak sibuk, dengan sesekali melirik pemuda di kanannya. Pemuda berhodie abu-abu yang juga berceloteh sembari menunjuk-nunjuk buku ditangan si gadis. Kesibukan itu seakan tak memperdulikan kemunculanku. Kecuali beberapa gadis di bagian belakang gerombolan yang menoleh saat ku masuk, "Siang kak!" dan tersenyum.

"Siang!" aku menoleh, kemudian berlalu menuju meja di ujung kanan ruangan.

"Kak... ada surat buat hari ini." Aku menoleh, mendapati gadis berkacamata itu sudah muncul dibelakangku, sementara pemuda tadi duduk dibangku yang gadis itu tinggalkan.

Aku melirik amplop putih yang diangsurkan gadis itu, "Yang lain kemana?" ujarku sembari meraih amplop itu.

"Ketua lagi ada seminar, dan sekretaris lagi nemui pembina," gadis itu menyentuh bingkai kacamatanya. Dia melirik amplop yang telah beralih tangan, "Mmm surat itu...," dia berujar bingung.

"Iya... biar gue yang urus," sahutku. "Makasi ya Strid," lanjutku.

Gadis itu Astrid, mengangguk kemudian berbalik kembali ke mejanya.

Aku membuka amplop itu, mengeluarkan lembar bertulisannya. Lalu memasukkan kembali kertas itu, dan berjalan menuju arah yang ku masuki tadi. Gerombolan disana telah bubar, meninggalkan Astrid yang kini berganti asik dengan lembar yang dibawa kerumunan tadi.

"Lo kemana?" Niko yang masih berdiri disamping Astrid menoleh dan berujar.

Aku melambaikan amplop putih ditanganku, lalu keluar menyusuri jalan depan unit. Sementara aku menyusuri jalan kecil itu, Niko yang masih menoleh mengernyit saat kelebat muncul dari sisi kanan luar ruangan unit dan mengekori langkahku.

--

Kelebat sesosok muncul dari jalan kecil samping ruangan unit, seakan sudah mengamati dan menanti-nanti dia pun mengikuti langkahku. Dengan pelan dia melangkah, menjaga jarak seakan jika sewaktu-waktu aku berbalik masih ada kesempatan untuknya menyembunyikan diri. Sosok itu masih mengekoriku, menyusuri jejak tak kasat mata yang tertinggal.

Lihat selengkapnya