Tante Caca. Batinnya. Tapi setelah itu, panggilan video dimatikan oleh Hanan.
"Eh, itu Tante gue!" ucap Hanin langsung, sembari melepas HeadPhone-nya.
"Hah? Yang bener lo?" kaget Hanan sembari menatapnya.
"Iya Nan. Coba liat ada nggak lo fotonya?" pinta Hanin. Hanan langsung mencarikan foto wanita itu yang memang Caca.
"Nih."
"Nah iya bener! Itu tante gue, Tante Caca," ucap Hanin.
"Tapi namanya bukan Caca kok. Elisa," kata Hanan.
"Itu nama aslinya. Nama panggilannya Caca. Buka deh ig gue, pasti ada foto gue sama dia," suruh Hanin. Tentu saja Hanan langsung mencarinya setelah Hanin sebutkan mama ig-nya.
Kemudian ia scrool sampai ke bawah, dan benar ia menemukan foto Hanin dan Caca berdua di depan sebuah mobil.
"Kok bisa tadi tu gimana sih?" heran Hanin.
"Itu temen gue yang sama dia. Dia udah ngincer tante lo, sekalinya dapet ya dia langsung pamer," jelas Hanan.
"Usianya jauh lo dari kita. Jarak umurnya sama gue 11 tahun."
"Cinta nggak mandang usia. Apalagi tante kayak dia kan cantik, sexy, body-nya mantep. Lalu nikmat manakah yang kamu dustakan!?"
"Dihh," sinis Hanin.
"Pantes lo cantik, tante lo juga cantik," puji Hanan. Hanin hanya diam.
Hanan pun kembali sibuk dengan media sosialnya, masih berbaring di atas bantal yang berada di paha Hanin. Kini, ia jadi penasaran dengan keadaan keluarga Hanin, apa yang terjadi sebenarnya. Tapi ia ragu, takut menyinggung perasaannya, karena berbicara tentang keluarga yang tidak sempurna itu pasti bisa menyakitkan.
"Emm Nin, gue mau nanya. Lo ... Kenapa nggak masuk pondok pesantren aja?" tanya Hanan. Rasanya kurang pas jika ia bertanya tentang keluarga.
"Nggak dibolehin sama Tante Caca. Dengan alasan yang lo nggak perlu tau," jawab Hanin.
"Oooh."
Kira-kira apa ya? Jadi penasaran. Batin Hanan.
"Nan, pulang deh sana," suruh Hanin.
"Nggak."
"Nan .... "
"Apa sih Sayang??" tanya Hanan dengan lembut. "Cantik banget sih calon istri gue," kagum Hanan saat memperhatikan wajah Hanin.
Hanin memelas. "Pulang deh."
"Nggak mau," jawab Hanan dengan manja. "Pokoknya gue sampe malam di sini."
"Ada anak ngaji gue."
"Yaudah nggak usah keluar, kan gampang," ucap Hanan santai.