Kala Bulan Menemui Malam

Devi Wulandari
Chapter #13

Guru Ngaji

Hanin memperhatikan jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Masih saja tidak ada jemputan dan Raka masih asyik dengan HandPhone.

"Raka, kamu Kakak antar aja ya," tawar Hanin.

"Make apa?"

"Motor."

"Hah? Motor? Yang bener Kak?" girang Raka.

"Iya, emang kenapa? Kamu nggak mau?" tanya Hanin.

"Mau Kak, mau banget. Kalau naik motor malem-malem tu enak, kena angin, dingin, seru deh. Ayo Kak buruan," antusias Raka sembari memberikan HandPhone Hanin.

Hanin terkekeh, seantusian ini Raka untuk pulang memakai motor. Kemudian Hanin memegang tangannya lalu keluar rumah.

Selama di perjalanan Raka terus berceloteh tentang teman-temannya, Hanin pun ikut menanggapinya dengan senang. Ia mengendarai motor dengan kecepatan rata-rata.

"Kak, aku punya kakak laki-laki ganteng banget. Kakak mau nggak sama dia? Dia ganteng banget, tapi nggak punya pacar," tawar Raka.

Hanin tergelak.

"Nggak ahk, kamu nakal. Pasti kakak kamu juga nakal," jawab Hanin. "Sekarang aja kamu nggak dijemput, mungkin aja dia lagi nongkrong sama pacarnya," imbuh Hanin.

"Enggak. Dia mana punya pacar."

"Punya, kalau ganteng pasti punya."

"Nggak punya! Makanya aku tanya Kakak mau nggak sama dia?" tanya Raka.

"Enggak Raka."

"Itu rumahku Kak," ucap Raka sembari menunjuk rumahnya. Hanin langsung masuk ke halaman rumah yang di mana memang tidak tertutup.

"Ayo Kak masuk dulu. Kata Mama kalau ada orang yang bantuin kita itu diajak masuk ke rumah," ajak Raka.

"Iya Kakak masuk," ucap Hanin sembari tersenyum.

Kemudian mereka berjalan ke depan pintu lalu memencet bel. Tidak lama setelah itu seorang pembantu rumah tangga membukakan pintu.

"Bu Mira, Raka udah pulang," lapor Mbok Sina pada Mira.

"Ayo masuk Dek," ajak Mbok Sina pada Hanin. Hanin tersenyum, ia masuk dengan ditintin oleh Raka.

"Lho, kok sama guru ngajinya?" heran Mira. "Kakak kamu mana?" tanya Mira.

"Kakak nggak ada jemput Ma," jawab Raka.

"Ayo duduk dulu Kak," suruh Mira. Hanin langsung duduk di sofa.

"Beneran Kak, kakaknya Raka belum ada jemput?" tanya Mira lagi sembari duduk.

"Belum Tante."

"Udah capek Raka nungguin tapi nggak dateng-dateng! Yaudah Kakak yang anterin," jelas Raka sembari menunjuk Raka.

"Ya Allah. Mama baru aja mau nelpon kakak kamu, emang bener-bener ya tu anak," kesal Mira. Lalu ia kembali menelpon Hanan. Saat telpon tersambung ia langsung saja menyambar berbicara.

"Pulang kamu!"

"Eh iya, mau jemput Raka," ucapnya di seberang sana.

"Nggak usah, dia udah di rumah. Sekarang kamu pulang!!"

"Iya Ma iya."

"Cepett!!"

Mira langsung mematikan sambungan telepon.

"Raka nggak nakal kan Kak selama di rumah tadi?" tanya Mira.

"Nggak kok Tante, dia diem-diem aja."

"Maaf ya jadi nyusahin, kakaknya dia ni memang bandel banget, disuruh ini, disuruh itu, selalu lalai, selalu lupa. Makasih banget ya, kalau nggak mungkin dia nggak pulang-pulang nih nunggu tu anak," jelasnya.

"Iya Tante nggak papa."

"Saya kira dia udah jemput, udah sama kakaknya, jadi nggak khawatir banget. Tapi karena udah jam segini ya jadi khawatir lah karena dia mau sekolah besok," ujar Mira.

Hanin hanya tersenyum.

"Ya Allah, nggak usah repot-repot," ujar Hanin saat membawakan Hanin minuman dan cemilannya.

"Nggak papa, kan kamu tamu," ucap Mira sembari tersenyum.

"Assalamu'alaikum," ucap seorang lelaki yang baru saja masuk. Hanan.

Hanin langsung menoleh mendapati Hanan yang baru saja masuk dan juga menatapnya. Mereka berdua sama-sama kaget karena bisa bertemu di sini.

Langkah Hanan terhenti. Adum mampus gue, kok bisa ketemu. Moga jodoh, eh .... Batin Hanan, berusaha untuk santai lalu bergabung dengan mereka.

Moga nggak jodoh. Batin Hanin sembari melihat lelaki itu duduk di samping Mira.

"Kamu kemana aja haa? Kan Mama bilang tadi jemput Raka! Gimana sih? Adik aja dilupain," omel Mira sembari menyubit paha Hanan.

"Aduh sakit Ma. Maaf," erang Hanan. Ia bersuara dengan pelan. Rasa gugup menghampiri keduanya, baik Hanan maupun Hanin. Tidak berani mereka saling tatap.

"Kan jadi guru ngajinya yang nganter!" imbuh Mira.

"Kak, nama Kakak siapa kemarin, Raka lupa," tanya Raka pada Hanin.

"Hanin."

"Hanin? Kok sama namanya kayak Kak Hanan! Jangan-jangan jodoh lagi!" histeris Raka.

"Raka," tegur Mira. Hanin tersenyum hambar. "Ayo diminum Kak, Tante mau ngambil Navin dulu, bentar. Nanti Tante kesini lagi, Hanan temenin," pamit Mira.

Aduh, mama ni.

Lihat selengkapnya