Kala Bulan Menemui Malam

Devi Wulandari
Chapter #20

Caca

Hanan menghempaskan dirinya ke karus. Rasa sakit mulai ia rasakan di anggota badannya yang terkena pukulan dan tendangan Yudha.

Ia meringis kesakitan, disertai rasa kesal di hatinya. 

Ucapannya sendiri lah yang membuat hatinya bimbang. Yaitu ucapan, "Entah! Pacaran mungkin."

Kata-kata itu terus terngiang di dalam pikirannya. Bahkan membuatnya overthinking

Ia bangun, duduk, dan terbaring lagi hanya memikirkan apa yang akan dibicarakan Yudha, dan apakah kata cinta yang Yudha ucapkan adalah untuk Hanin. Apakah karena itu Yudha ingin bicara pada Hanin berdua saja, bahkan sampai mengatai dirinya cowok yang hanya dipenuhi nafsu sedangkan Yudha sudah jatuh cinta pada Hanin.

Hanan merasa gelisah dan bimbang, pertanyaan apa yang mereka bicarakan dan pertanyaan apakah Yudha jatuh cinta pada Hanin memenuhi otaknya.

Hanan melempar bantalnya ke sembarang arah. "Gue kenapa sih?!" kesalnya pada diri sendiri. 

"Awas aja kalau kalian sampai pacaran, bahkan belum sempat kalian pacaran gue sebarin ke semua orang, kalau Yudha macarin bekas gue, liat aja ya kalian!" dendamnya.

Entah apa yang ada dalam pikiran Hanan saat ini, yang ia rasakan hanyalah penasaran dengan apa yang akan Yudha bicarakan. Padahal sebenarnya ia sedikit cemburu dengan hal itu. 

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Di depan Yudha sudah duduk Hanin yang baru saja datang, ia tidak menunggu gadis itu terlalu lama, baru 10 menit ia duduk di caffe itu, Hanin sudah datang.

"Jadi mau ngomong apa?" tanya Hanin, to the point. 

"Gimana cara bilangnya ya, gue juga kurang tau," ucap Yudha.

"Bilang apa sih? Tinggal ngomong aja kali, to the point aja jangan banyak basa-basi," kata Hanin. 

Yudha menghela nafas pelan. "Gue, bener-bener jatuh cinta sama Elisa, same tante lo, Caca," ujar Yudha. 

Hanin membelalakkan mata tak percaya. 

"Iya Nin, gue serius."

Hanin menatap Yudha, mencari setitik saja ketulusan dari matanya.

"Terus kenapa lo ngerusak dia? Harusnya kan kalau cinta itu ya dijaga," ujar Hanin mengingat apa penyebab kejadian Caca memaksa Hanin melompat. 

Malam itu saat Hanin pulang, keadaan rumah memang sepi. Namun, pintu kamar Caca terbuka. Hanin tidak sengaja melihat mereka di dalam kamar sedang berduaan bahkan sangat mesra. Hanin yang tak suka itu tentu langsung melabraknya, alhasil Caca naik pitam dan membawakan pisau untuknya. 

"Gue khilaf."

"Kenapa sih cowok mudah banget khilaf. Selalu aja alasannya khilaf, nggak mungkin kesadaran hilang 100%," kesal Hanin.

"Beneran khilaf, gue mabuk berat, sumpah! Terus dia menggoda banget, jadi mau gimana lagi? Maaf," ujar Yudha.

"Terus kalian mau nikah makanya ngasih tau gue?" tanya Hanin.

"Enggak. Gue sempet nanya kalau gue ngajak nilah dia mau atau nggak. Terus dia jawab, dia memang bukan wanita yang sempurna, tapi dia mau hidup dengan lelaki yang dia cintai, dia mau menua sama orang yang dia cintai, dan Caca belum jatuh cinta sama gue," jelas Yudha.

"Kalau cinta?" tanya Hanin.

"Ya gue nikahin. Gimana ya Nin bilangnya, ini untuk kali keduanya gue jatuh cinta dan gue tau kalau ini beneran jatuh cinta. Mungkin lo nggak akan percaya kalau gue bahas cinta, tapi ya ini yang sejujurnya. Kalau gue udah jatuh cinta sama seseorang, gue bisa memperlakukan dia seperti ratu. Itulah kenapa gue bilang ini yang kedua kalinya, karena dulu gue juga gitu ke cewek yang gue cinta, kalau lo nggak percaya tanya aja Hanan," tutur Yudha.

Hanin tersenyum. Ketulusan dan keseriusan benar-benar terlihat di wajahnya. 

"Mungkin Caca itu buruk, bukan orang baik, apalagi ke lo. Gue janji akan ngerubah dia, dan ngerubah hidup lo, gue bakal berusaha banget," lanjutnya.

"Dia bukan orang jahat apalagi buruk. Buat orang yang nggak kenal dia mungkin bakal bilang gitu, tapi dia nggak gitu. Cuma gue yang tau gimana dia," kata Hanin.

"Karena itulah gue ngomong sama lo. Gue pengen tau tentang dia dari lo, gue mau ngebuat dia jatuh cinta sama gue. Tolong ya Nin," mohonnya dengan mata sendu.

Hanin mengangguk senang. Melihat ada pria yang tulus dan berniat merubah Caca, membuat Hanin bahagia. Setidaknya hidup Caca tidak akan terlalu kelam. 

"Empat hari lagi dia ulang tahun, lo bisa mulai dari sana. Tante Caca itu bisa dibilang cewek liar, mungkin sampai sekarang dia masih belum ketemu cowok yang serius tapi kebanyakan main-main dan manfaatin dia. Jadi gue harap lo mau usaha untuk dapetin dia," jelas Hanin.

"Kalau gitu gue minta waktu lo yang banyak untuk ngasih tau gue dan ceritain tentang dia, apa yang dia suka dan nggak suka. Kebiasaan, Hanan menghempaskan dirinya ke karus. Rasa sakit mulai ia rasakan di anggota badannya yang terkena pukulan dan tendangan Yudha.


Ia meringis kesakitan, disertai rasa kesal di hatinya. 

Lihat selengkapnya