Setelah memencet bel cukup lama, pintu rumah Yudha pun terbuka, pembantu rumah tangganya yang membukakan pintu.
Di ruang tamu sudah terlihat nenek Yudha yang duduk sembari menelpon.
"Assalamu'alaikum Nek, apa kabar?" tanya Hanan langsung menghampirinya, mencium tangannya lalu duduk di sampingnya.
"Tumben jarang kesini? Apa kabarnya?" tanya nenek.
"Baik kok Nek. Lagi nonton apa nih? Kok sendirian aja?" tanya Hanan.
"Lagi nonton film jadul, film jamannya nenek dulu," jawabnya dengan senyuman di wajah keriputnya itu.
"Yudha mana?" tanya Hanan.
"Dia lagi keluar beliin Nenek roti-rotian, sekalian nganterin pacarnya. Dia udah punya pacar lho Hanan, cantik lagi. Kamu mana?" tanya Nek Jannah.
"Masa iya sih itu pacarnya?" tanya Hanan.
"Baru pertama kali ini lho dia ngenalin cewek. Cowok yang walaupun udah deket sama banyak cewek tapi ada satu yang dia kenalin ke keluarganya artinya itu cewek spesial," tutur Nek Jannah.
Hanan berpikir sejenak, ia mengiyakan pernyataan nenek, karena Yudha memang tidak pernah mengenalkan wanita manapun pada keluarganya. Biasanya Yudha hanya akan memberitahunya.
"Kabar keluarga kamu gimana?"
"Baik-baik aja Nek."
"Ooh."
"Tadi pacarnya si Yudha itu pusing, rencananya dia mau nginap di sini, tapi katanya nggak mau. Jadi ya diantar pulang," lanjut nenek.
"Ahk kalau gitu roti Nenek nggak akan nyampe, besok pagi baru nyampe paling," kata Hanan.
"Kenapa?"
"Pasti dia yang malah nginep di sana," celetuk Hanan.
"Ahk masa."
"Iya Nek. Percaya deh sama Hanan, dia sering nginap di sana," ujarnya.
"Ahk ng-"
Kalimat nenek terpotong saat suara bel berbunyi. Hanan langsung beranjak dan membukakan pintu.
Terpampanglah wajah Yudha di sana.
"Ngapain lo kesini?" tanya Yudha langsung.
"Ya nggak papa," sewot Hanan.
Yudha langsung masuk ke dalam, diikuti dengan Hanan di belakangnya setelah menutup pintu.
"Nah ini Yudha, kamu bilang nggak akan pulang," ucap Nek Jannah.