Kala Bulan Menemui Malam

Devi Wulandari
Chapter #3

Kembaran

Semua tatapan tertuju pada pertandingan basket di lapangan.

Kali ini sebuah pertandingan antar sekolah membuat semua kursi penonton terisi penuh.

Ditambah lagi, dari sekolah lain hadir seorang Hanan, seorang lelaki yang terkenal keren dan tampan, juga terkenal nakal.

"Eh itu kan pacarnya Hanan?" tunjuk seorang wanita kepada temannya.

"Mana? Dia tu banyak deket sama cewek, bukan cuma satu aja," jawab Ella.

"Masa sih?"

"Ya lo liat sendiri aja di instgram-nya."

"Oh iya-ya," tanggap Ranty.

"Eh apasih nama akun instagram-nya, kayaknya cuma gue yang belum kenal," tanya Hanin.

"Sini biar gue cariin," ucap Ella sembari merampas HandPhone gadis itu.

Tidak lama setelah itu, ia kembali memberikan HandPhone Hanin.

Gadis itu langsung melihat-lihat postingan Hanan.

"Kayar artis ya," tanggap Hanan.

"Iya. Postingannya bukan main, kan?" tanya Ella.

Hanin mengguk. Ia melihat-lihat postingan lelaki itu yang banyak dan keren. Bersama para wanita berpakaian sexy, gandeng sana gandeng sini.

"Cium sana cium sini, kayaknya dia santai aja," ucap Hanin.

"Santai banget malahan sampe di-update ke ig segala,

Sorak para penonton tidak membuat mereka terganggu, mereka malah semakin seru bercerita.

Astaghfirullahaladzim, Hanin. Lo ngapain sih? Batin Hanin kesal karena sudah menceritakan orang lain. Ia lebih kesal lagi karena menunjukkan foto yang membuat teman-temannya semakin terus bercerita.

Ya Allah, dosa banget gue. Batinnya lagi.

"Istighfar, kita udah ceritain orang," ucap Hanin sembari menutup HandPhone-nya.

"Yah udah kelanjur. Maafkan hamba ya Allah."

"Udah siap ceritanya baru lo ingetin."

"Ya maaf. Aduh gue takut, dosa dari ceritain orang kan bukan Allah yang maafin, tapi orangnya langsung," ujar Hanin sembari menggigit jari.

"Jadi mau gimana lagi, gue nggak berani minta maaf, takut."

"Iya, nanti malah kita difitnah lagi," sahut Ranty.

Hanin cemberut lalu kembali mengalihkan atensinya pada permainan basket. Ia adalah wanita yang tengah berusaha jauh dari dosa.

Permainan pun selesai, dan tim sekolah tetangga yang menjadi pemenangnya.

Lelaki yang bernama Hanan mengambil mic di meja panitia, lalu mulai mengetuk-ngetuk untuk berbicara.

"Oke guys, langsung aja deh ya. Berhubung tim sekolah kami yang menang, jadi kami mau ngerayainnya. Malam ini di club punya bokap gue, kita adain party. Semua minuman gratiss. Gue harap kalian semua datang."

Seluruh lapangan menggema sorakan dari mereka yang sangat senang mendengar kabar tersebut.

"Eh dateng yok," ajak Ranty.

"Ayok," antusian Ella.

"Gue nggak yakin, di sana minumannya apaan?" tanya Hanin.

"Nggak semua minuman ada alkohol, gue pernah sekali kesana. Ya biasa aja, tergantung kitanya," jelas Ella.

"Ayo deh Hanin. Kan kesana nggak harus joget," bujuk Ranty.

"Liat nanti deh."

"Harus mau! Pokoknya harus mau!!" paksa Ella.

"Iya-iya."

"Oke!" girang Ranty.

Kemudian, satu-persatu semua pergi menyisakan para pemain, anggota OSIS dan beberapa siswi yang ingin berfoto dengan Hanan.

"Ngapain sih lo ngajak anak-anak sini untuk acara nanti malam?" tanya Baron saat mereka sudah beristirahat.

Hanan meneguk sebotol air mineral.

"Biar aja. Di sini juga banyak cewek cantik selain Anya sama ntah siapa tu gue lupa," jawab Hanan.

"Cewek aja yang lo pikirin."

"Di sini banyak yang lugu-lugu gimana gitu, gemes gue liatnya. Mereka juga suka sama gue, bisalah rangkul-rangkulan, hahaha .... " Hanan terkekeh pelan.

Baron hanya tersenyum.

"Eh ngomong-ngomong lo diizinin sama bokap lo?" tanya Riki yang baru saja bergabung.

"Udah tenang aja, itu urusan gue," jawab Hanan sembari mengelap keringatnya menggunakan baju.

"Oke deh, yang penting gratis," ucap Riki.

"Yoi."

~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Di jilbab lo ada apaan tu?" tanya Rayhan pada Hanin saat ia baru saja masuk.

"Ada apa emang?" tanya Hanin sembari meneliti jilbabnya.

"Ada cintaku padamu, hahaha .... " kekeh Rayhan.

Hanin berdecak kesal. Kemudian duduk di kursinya, di samping kursi Hanin adalah tempat duduk Ranty.

"Eh Nin, lo jemput gue ya nanti malam. Kalau lo yang jemput pasti dibolehin, lo tidur di rumah gue aja deh," ujar Ranty.

"Naik motor."

"Terserah naik apa aja, yang penting lo datang ke rumah terus kita perginya bareng, oke!" Ranti mengacungkan jempol sembari tersenyum. 

"Gue aja nggak yakin, pergi atau enggak," jawab Hanin.

"Susah ya kalau cewek pake hijab ini, kayaknya selalu dituntut untuk jadi orang baik-baik. Kan kita cuma duduk, minum jus, selesai!" oceh Ranty.

Hanin hanya diam, ia memang gadis yang mengenakan hijab satu-satunya di kelas ini. Ia takut akan dibicarakan jika pergi ke sana.

"Ayo deh!" bujuk Ranty dengan memelas.

"Naik gojek aja, tarik tiga ya," ucap Hanin sembari tersenyum.

Ranty langsung tertawa kala membayangkannya.

"Lo yang di tengah ya, gue nyamping di belakang, hahaha .... " Hanin terkekeh.

Lihat selengkapnya