Arfi adalah seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikannya di salah satu universitas top di Kota Bandung. Saat ini, dia sedang berkuliah di semester 5 dan mengambil jurusan Ekonomi. Sebenarnya, dia ingin mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual, namun orang tuanya tidak mengizinkannya. Walaupun begitu, dia tetap menjalanin perkuliahnya dengan senang hati dikarenakan dia sangat ingin membahagiakan orang tuanya. Hobinya adalah bermain game, menonton film di bioskop, dan berkuliner bersama orang-orang terdekatnya. Terkadang, dia bermain game sampai menguras jam tidurnya. Arfi juga menyukai aktifitas wisata, jadi dia sering menjadi “supir” teman-temannya saat berlibur. Dia adalah anak yang berbakti kepada orang tuanya dan juga lelaki yang memiliki sikap sopan santun kepada semua golongan masyarakat.
Meski memiliki wajah yang cukup rupawan, tetapi statusnya kini masih menjomblo. Dia beralasan sedang malas berpacaran yang disebabkan bosan terus disakiti hatinya. Sebetulnya, ada beberapa perempuan yang mendekatinya, tapi dia menjauhinya atau menolaknya dengan cara yang halus. Padahal, perempuan yang mendekatinya itu adalah seorang artis di media sosial, tetapi hatinya tetap tidak juga bergeming. Dia ingin fokus pada kuliahnya saja dan terus berupaya membuat orang tuanya bangga terhadapnya. Ayahnya bekerja sebagai manager di salah satu perusahaan elektronik di Jakarta, sedangkan Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang sering menyibukan dirinya pada pengajian agama.
Subuh dini hari, Arfi masih saja bermain game di komputernya yang bernuansa RGB itu. Dia menggerakan jari-jarinya dengan lincah. Tak lama berselang, dia mendorong kursi dengan kakinya kebelakang. Arfi terlihat sudah lelah dan penat. Lalu dia berbicara dengan teman main gamenya untuk beristirahat dahulu sejenak. Habis itu, dia keluar kamar dan turun menuju lantai 1 di rumahnya. Dan tidak terasa, sudah pukul 7 pagi saja. Jadi, dia sudah menghabiskan waktu selama 5 jam untuk bermain game di komputernya itu. Dia mengambil beberapa gorengan yang ada di meja makan. Setelah itu, dia mengambil handuk di teras rumahnya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah mandi dan berpakaian lengkap, dia segera menaiki motornya yang berjenis standar/naked dengan harga hampir seratus juta untuk dia bawa pergi ke kampusnya. Sampai disana, dia bertemu dengan seorang temannya di tempat parkiran kampusnya. Mereka berjalan ke kampus bersama sambil berbincang tentang komputer. Sesampainya di kelas, mereka di ejek oleh salah satu teman di kelasnya yang biasa dipanggil Babeh. Babeh mengatakan bahwa mereka seperti sepasang kekasih karena selalu berduaan. Arfi menanggapinya dengan santai, tetapi lama-kelamaan kesabarannya pun habis. Dia terus saja dicecar oleh sindiran itu dan sekarang bukan hanya Babeh seorang, tetapi ada tambahan dari Ahsan juga. Akhirnya, dia pun menjawab sindiran itu dengan segera mencari pacar yang baru secepatnya. Babeh dan Ahsan pun menanti pembuktian Arfi tersebut.