Beberapa hari, Lenka mempersiapkan dirinya untuk berhijrah dan Arfi selalu disisinya untuk terus menasihati serta memperkuat niat pacarnya itu. Dua minggu kemudian, Lenka pun merubah penampilan menjadi lebih agamis dengan memakai hijab. Awalnya terlihat tidak nyaman, namun setelah lepas seminggu, dia pun mulai terbiasa. Arfi turut merasa senang sebab kini bisa sedikit membantu orang yang disayanginya itu berubah menjadi pribadi yang lebih taat. Perubahan yang dialami Lenka membuatnya semakin mendekatkan diri juga pada agama yang dianutnya itu. Bahkan pacaran mereka sering berhenti dikarenakan harus melaksanakan kewajiban untuk beribadah. Suatu hari, Arfi dan Lenka secara tidak sengaja sedang berjalan bersama di lorong kampus. Beberapa kali juga, Arfi bertemu dengan teman-teman yang mengenalinya. Setiap pertemuan itu, Arfi selalu mendapat godaan “cie-cie” dari teman-temannya, tetapi Arfi menerimanya dengan perasaan yang tidak nyaman. Sedangkan, Lenka menerimanya dengan santai disertai malu juga. Ketidaknyamanannya menimbulkan perasaan yang kurang enak dalam hatinya. Arfi tidak mau terulang lagi kejadian disaat sekolahnya dahulu ketika keprivasiannya tidak bisa dia jaga.
Arfi pun tidak senang jika ada orang yang suka menanyakan secara berlebihan tentang kehidupan pribadinya. Biasanya, dia langsung menjauhinya dan berharap tidak mau bertemu dengannya lagi. Bahkan, ketika keluarganya terlalu dalam menanyakan tentang hubungan asmara atau pertanyaan yang dianggapnya menyinggung, Arfi pun segera menyelesaikan perbincangan itu dengan tempo yang cepat. Oleh karena itu, dia hanya berteman dengan orang-orang yang memiliki hobi tertentu, yang dimaksudkan untuk mengurangi perbicaraan tentang kehidupan pribadi. Dia pun menjadi berpikir untuk mengurangi lagi intensitas bertemunya dengan Lenka pada saat berada di kampus. Jadi, Arfi pun memberitahukan keinginannya tersebut kepada Lenka. Lenka tidak keberatan menerima keputusan pacaranya itu, walau sebenarnya dia sangat ingin untuk terus berada disampingnya. Ada kalanya, dia sedang merasa tidak enak hati dan merasa dilema untuk menentukan pilihan, tetapi Arfi tidak berada disampingnya. Yang dilakukannya hanya bisa mengirimkan sebuah pesan kepadanya saja. Padahal, hal yang lumrah ketika sepasang kekasih diperlakukan seperti itu oleh teman-teman, namun tidak dengan Arfi yang memiliki kerisihan tentang hal-hal yang menyangkut kehidupan pribadinya.
Sementara, hubungan Arfi dengan Kania dan Azizah sudah berakhir, setelah adanya pernyataan cinta Arfi kepada Lenka. Kania sangat marah kepadanya karena merasa sudah diberikan harapan palsu, padahal Arfi tidak melakukan hal itu. Tetapi hal itu dikarenakan Kania saja yang terlalu agresif dalam melakukan tindakan PDKT’nya. Sedangkan Azizah, dia tidak mau mengganggu hubungan pacaran Arfi dengan kekasih barunya itu. Jadi, dia memutuskan untuk pergi dari kehidupan Arfi untuk sementara. Walaupun, Arfi berharap tetap masih bisa berteman, namun Arfi mendapatkan pelajaran baru bahwa jangan terlalu terlampau dekat pada saat PDKT sehingga tidak membuat calon pacarnya itu memgharapkan perasaan yang lebih darinya.