Perkuliahannya pun dimulai kembali, Arfi dan Lenka seperti biasanya menjalaninya dengan lancar tanpa hambatan yang berarti. Mereka berdua begitu disiplin jika dihadapkan dengan pendidikan. Hubungan asmaranya pun dikesampingkan terlebih dahulu guna mempercepat kelulusannya sehingga mereka bisa tenang nantinya. Hati Arfi merasakan hal yang berbeda dalam percintaannya kali ini. Dia merasa kurang bergairah dan kehadiran Lenka yang tidak terlalu banyak berpengaruh di dalam kehidupnya. Setiap malam sebelum tidurnya, Arfi selalu memikirkan perasaan cintanya yang terasa aneh ini. Rasanya hambar dan kurang berwarna menurut pemikirannya. Padahal dia merasa baik-baik saja dan nyaman-nyaman saja selama ini. Dia tida mengerti mengapa perasaan ini tiba-tiba ini datang dan terjadi. Apakah rasa bosan yang sedang melanda jiwanya atau sebenarnya memang dia tidak begitu cinta kepada Lenka. Sampai detik ini, dia belum bisa menjawabnya. Di setiap waktu luangnya, dia selalu memikirkan perasaannya ini. Awalnya, ketika dia melihat sepasang kekasih sedang bermesraan di mall, dia merasa kalau dia tidak semesra pasangan itu. Mereka membuat dirinya begitu cemburu karena Arfi tidak punya hasrat untuk melakukan tindakan yang seperti itu. Padahal dahulunya dia bisa merasa kemesraan saat bersama para mantan-mantannya. Sebuah perasaan yang aneh dan terasa hampa baginya.
Pada akhirnya, dia mengakui jika dia memang tidak benar-benar sepenuhnya mencintai Lenka. Arfi mengurutkan kejadian demi kejadian dari awal mereka bertemu sampai berpacaran hingga saat ini. Perasaan ini berawal dari rasa risihnya ketika Lenka ingin sekampus dengannya, terus dilanjutkan dengan rasa kasihan ketika mendengar Ayahnya Lenka meninggal, ekonomi keluarga Lenka yang pas-pasan dan rasa iba pada kejiwaannya Lenka. Arfi pun menembak Lenka bukan karena cinta yang tulus, melainkan karena kedesakannya untuk mendapatkan pacar baru. Dia pun sekarang mengerti dengan perasaan yang sedang dialaminya. Arfi pun dengan iseng menanyakan tentang kemungkinan putus ini langsung kepada Lenka. Respon dari Lenka begitu sangatlah buruk. Lenka menjadi marah, berbicaranya ngelantur dan agak kasar, padahal itu hanya bohong-bohongan saja. Tetapi Lenka menanggapinya dengan begitu serius dan juga sensitif. Maka, Arfi pun menjadi tahu tentang kondisi yang dialami pacarnya tersebut. Jadi, dia pun membuat rencana agar hubungan mereka menjadi retak dan pada akhirnya Lenka sendiri yang akan memutuskan hubungannya. Arfi pun sudah membuat 3 rencana awal untuk dia laksanakan agar hubungannya tidak setentram ini lagi.
Rencana awalnya, dia ingin membuatnya jarang bertemu dengannya. Arfi pun membuat alasan sibuk sehingga mereka hanya bisa bertemu sebanyak 1x dalam seminggu. Pada awalnya, Lenka tidak menerimanya, namun akhirnya bisa juga. Lenka pikir kalau Arfi sedang sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya yang menyisakan 2 semester lagi. Sudah sebulan hubungan seperti itu dijalaninya, namun Lenka masih bertahan dan terlihat tidak terganggu sama sekali. Arfi pun melaksanakan rencana keduanya, yaitu membuatnya cemburu. Jadi, Arfi meminta bantuan teman perempuan saat berada di SMA untuk berpura-pura sedang dekat dengannya. Beberapa kali, mereka mengunggah kebersamaan mereka di sosial media masing-masing. Lenka pun segera menanyakan kebenarannya sambil sedikit rasa marah. Lalu Arfi membuat alasan bahwa perempuan itu adalah sahabat SMA-nya yang memang sifatnya agresif dan berani. Dan Lenka pun tidak melanjutkan amarahnya dan mencoba mengerti situasi yang dialami kekasihnya.
Dengan kebaikan hati yang Lenka miliki membuat Arfi menjadi lelah dan sedikit putus asa. Arfi juga tidak tega untuk secara tiba-tiba memutuskannya sebab akan membuat mentalnya Lenka hancur. Arfi bingung harus berbuat apa lagi untuk membuat setidaknya hubungan mereka menjadi panas. Maka, Arfi pun memutuskan untuk mengambil langkah yang ekstrim dengan cara merubah sikapnya menjadi lebih kasar dan menjadi mudah marah. Suatu hari, mereka berjanjian di sebuah arena tempat bermain bowling. Ternyata, Lenka datang terlambat ke tempat itu sehingga membuat Arfi marah dan suasana hatinya menjadi buruk. Lenka pun kaget dengan reaksi Arfi yang seperti itu, namun dia menerima konsekuen dari keterlambatan itu. Selanjutnya, Arfi marah-marah kembali dikarenakan Lenka yang tidak membangunkannya ketika sedang berada di dalam bioskop. Arfi memang sengaja pura-pura tertidur sehingga membuatnya melewatkan tayangan film tersebut, tetapi Lenka menerima kesalahan itu dan meminta maaf kepadanya.