Sudah selama sebulan, dia berkenalan dengan Suci lewat aplikasi tersebut. Arfi pun memberanikan diri untuk bertemu, namun ditolaknya. Tidak hilang akal, Arfi pun berkenalan dengan teman-teman Suci di aplikasi tersebut sehingga dia bisa terlihat terpecaya oleh Suci. Dua bulan kemudian, Arfi, Suci dan teman-teman Suci pun bertemu di sebuah tempat makan. Mereka mengobrol tentang profesi, kesibukan, dan lain-lain. Untuk bertemu dengan perempuan yang diincarnya itu, Arfi sampai menyempatkan diri untuk cuti dari pekerjaannya. Arfi tidak sadar dengan kelakuannya itu akan membawa masalah besar jika diketahui oleh Lenka karena Suci telah membutakan mata hatinya. Walaupun hubungan asmaranya itu tidak berlandaskan dengan cinta yang tulus, tetapi Arfi seharusnya tidak melakukan tindakan ini.
Suci pun ingin bertemu dengan Arfi dikarenakan ingin berterimakasih kepadanya atas pemberiannya selama ini. Ternyata, Arfi tidak sendirian dalam pemburuan cintanya itu, tetapi ada juga lelaki lain yang bernama Gio. Pria itu adalah pengusaha hotel yang berasal dari Pulau Bali. Ternyata, pria itu lebih berusaha untuk mendapatkan Suci, sampai-sampai dia mau berkunjung ke pulau seberang. Arfi tidak menyerah begitu saja karena menurutnya Suci adalah perempuan yang benar-benar diinginkannya. Arfi akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkannya sampai pada akhirnya dia tahu jawaban dari perjuangannya ini. Dengan memggunakankan waktunya yang kini tidak banyak dihabiskan dengan Lenka yang sedang sibuk dengan kuliahnya, Arfi memanfaatkannya untuk dekat dengan Suci lebih jauh. Dari pertemuan mereka di tempat makan, kini Arfi sudah memiliki nomor pribadi Suci. Setiap istirahat kerja, pulang kerja sampai sebelum tidur, Arfi terus mengabari Suci. Arfi juga mengabari Lenka, namun hanya basa-basi saja. Setelah sekian lama, dia baru merasakan kembali cinta yang sebenar-benarnya cinta seperti saat ini. Perasaan yang membara ini membuatnya semangat untuk melakukan yang lebih untuk incarannya itu, tidak seperti Lenka yang hanya berjalan datar saja.
Sekarang, Arfi sudah menetapkan Suci sebagai perempuan pengganti untuk Lenka. Dia juga akan berkata jujur kepada Suci tentang masalah yang sedang dihadapinya dengan Lenka. Arfi berharap jika suatu hari nanti, Suci akan mengerti dengan maksud dan tujuannya. Total hadiah virtual yang diberikan oleh Arfi kepada Suci sudah mencapai 20 juta lebih. Oleh sebab itu, Arfi pun semakin diingat oleh Lenka serta teman-temannya juga. Kini, dia mendapat dukungan dari teman-temannya Suci untuk mendapatkan hatinya Suci. Padahal teman-teman Suci tidak mengetahui jika Arfi masih memiliki pasangan pada saat ini. Tetapi Arfi pintar menyembunyikan statusnya itu karena dia membuat akun baru dirinya di sosial medianya.
Sebenarnya, hubungan Arfi dengan Lenka masih berjalan normal. Mereka masih bertemu seminggu sekali, tetapi Arfi sudah tidak nafsu lagi untuk melanjutkan hubungan itu. Namun dia tidak menunjukannya dengan jelas karena tidak mau menyakiti hatinya Lenka. Arfi masih konsisten dengan rencananya yang akan memutuskan Lenka pada saat dia sudah lulus kuliah dan juga sudah menjadi wanita yang dewasa. Motivasi-motivasi yang sebelumnya dia lakukan saat ini sudah tidak dia laksanakan lagi disebabkan oleh kesibukan dipekerjaannya serta kekagumannya terhadap perempuan yang bernama Suci itu. Pada saat ini, Lenka masih sibuk dengan PKL-nya dan juga menyusun skripsinya. Banyak waktu yang dia habiskan untuk kepentingan masa depannya ini. Ketika sedang pusing dalam melaksanakan kegiatannya, seringkali dia mengirim pesan chat kepada Arfi, namun selalu telat dibalas oleh pacarnya itu. Lenka sadar bahwa sekarang mereka sudah dewasa dan pastinya sulit berkomunikasi karena sudah tenggelam dalam kesibukannya masing-masing. Padahal yang sebetulnya adalah Arfi selalu menunda untuk membalas pesan dari Lenka karena tergila-gila dengan sosok Suci.
Selama tiga bulan, Arfi dan Suci sudah saling mengenal. Arfi juga sampai menyempatkan diri untuk bertemu dengannya dua kali dalam sebulan. Suci pun melihat kesungguhan dari pria yang baru dikenalnya itu. Menurutnya, Arfi itu merupakan tipe pria yang bekerja keras, sopan, dan murah hati. Arfi pun menilai Suci sebagai sosok kepribadian yang sederhana, pemalu, dan sikap manjanya yang menggemaskan. Suci pun mulai terlihat tertarik dengan Arfi dan sepertinya dia siap untuk memulai hubungan dengannya. Setelah merasa ada firasat-dirasat yang didapatinya, Arfi pun memberanikan diri untuk menyatakan cintanya di dalam mobil miliknya ketika lampu lalu lintas berwarna merah.
“Ci, aku boleh nanya sesuatu, gak ?” tanya Arfi dengan perasaan yang sangat malu.
“Boleh. Mau nanya apa, emangnya ?” balas Suci.
“Selama ini kita berkenalan,,, lama-lama, seperti ada…sesuatu yang muncul gitu,” kata Arfi dengan suara tersendat-sendat.
“Sesuatu apaan tuh ?” balas Suci yang masih memandang lurus kedepan.