Kala Cinta Menggoda

@Fatamorgana16
Chapter #4

BAB 2. Bertemu Wanita Itu

Rose memasuki butiknya dan memberi salam kepada karyawannya, dan dibalas dengan tundukan kepala dari para karyawannya. Rose sebenarnya tidak berniat kembali bekerja gila-gilaan kalau bukan karena Dias yang membuatnya tidak waras. Dua tahun pernikahan, dia mencoba bertahan, selalu mengalah, tiga tahun dia berniat menceraikan Dias, sayangnya mama pria itu jatuh sakit, sudah mulai kelihatan belangnya, hingga meminta kepada Rose untuk tidak menceraikan Dias apapun yang terjadi. Padahal, jika dia berniat perhatian sedikit saja, dia akan tahu apa yang terjadi pada rumah tangga anaknya. Tahun keempat, semua mulai berantakan, orang tuanya mempertanyakan cucu, orang tua Dias juga demikian. Bahkan, kadang secara terang-terangan mengatai Rose mandul, walau tidak langsung secara pasti di depannya.

"Pagi Mbak, ada klien mbak yang mau lihat-lihat gaun untuk pesta katanya." Karyawan kepercayaan Rose datang memberikan informasi.

"Oh, iya bilang saya lagi ada kerjaan sebentar. Kamu suruh tunggu saja dia di depan ya Kinar," katanya menyuruh Kinar, karyawan kepercayaannya, untuk menyuruh klien nya menunggu.

Rose menyukai Kinar, meski dia masih kuliah, dia ingin bekerja karena membiayai kuliahnya dan juga hidupnya, Rose salut kepadanya akan hal itu.

Rose tidak memiliki sekretaris selama ini, dia mengangkat Kinar setahun yang lalu, ketika semua menggila, dia membutuhkan Kinar. Awalnya dia berniat tidak bekerja lagi, bahkan tidak membuka butiknya, tapi dua tahun pernikahan, Rose bisa gila jika terus dibiarkan, akhirnya dia membuka buktinya lagi tahun ketiga dan berjalan lancar, kecuali rumah tangganya. Cintanya masih bertepuk sebelah tangan.

"Ada yang bisa saya bantu Mbak?" tanya Rose keluar dari ruangannya setelah menyelesaikan tugasnya.

"Ada Mba–" wanita itu membalikkan tubuhnya tapi betapa terkejutnya dia ketika mengetahui bahwa Rose yang memiliki butik itu. Rose pun sama, tapi hanya sejenak, dia langsung bisa menguasai diri.

"Ada yang bisa saya bantu?" ulangnya, sekilas Rose tersenyum smirk, baru kali ini dia bertemu secara langsung, selama ini mereka bermain petak umpet, layaknya maling yang takut ketahuan.

"Ah, saya mau pakaian yang sangat mahal. Berikan saya pakaian terbaik butik ini," katanya dengan berlagak sombong, dan sedikit mengibaskan rambutnya. Berjalan dengan menggoyangkan pinggulnya dengan anggun, seolah dia adalah istri pejabat. Rose sudah muak melihatnya, tapi dia harus profesional melayani tamunya. Entah uang siapa yang dia pakai untuk membeli gaun-gaun mewah, dan barang-barang mahal itu, yang jelas Rose yakin, Dias ikut andil.

"Ini bagaimana Mbak?" tanyanya dengan memutar tubuhnya selembut mungkin, Rose terlihat mengangguk.

"Bagus, dicoba saja," sarannya dan kemudian dia pun memilih beberapa untuk dicoba.

Selagi wanita itu mengganti pakaiannya, Rose terlihat lemah dan meloloskan napas lega, dia akhirnya kembali ke ruangannya dan memanggil Kinar.

Lihat selengkapnya