“Yihaaa…!” Kalista berseru kencang. Dia memutar-mutar lengannya seperti seorang cowboy yang sedang mengendarai banteng liar, hingga setir mobil hanya digenggamnya dengan satu tangan. Badannya ikut bergoyang meliuk-liuk mengikuti dentaman musik yang keluar dari speaker. Senyum dan tawa bergantian menghias wajahnya. Kalista sedang merayakan hari keberuntungannya. Dia tidak pernah menyangka Dito akan membiarkannya menyetir mobil sendiri. Semula, Kalista mengira Dito akan memintanya pergi ke lokasi shooting menggunakan taksi. Kalista tahu ini mobil kesayangan Dito. Kalau sampai Dito membiarkan Kalista mengendarainya berarti perasaan sayang Dito padanya tidak main-main.
Aaah… tiba-tiba saja Kalista jadi baper. Kangen banget sama Dito. Padahal baru beberapa saat mereka berpisah. Kalista rindu pada suara Dito yang berat dan berwibawa. Kalista tersenyum sendiri. Jelas saja Dito sangat berwibawa, usianya memang sudah matang. Kalau dihitung-hitung, umur Dito hampir dua kali usia Kalista. Dito hampir sebaya dengan ayahnya. Bisa jadi aura Dito yang begitu berwibawa itu adalah hasil menggeluti profesinya sebagai sutradara yang terbiasa memimpin team produksi beranggotakan puluhan orang. Pekerjaan yang tentunya menuntut kemampuan memimpin tinggi
Oh ya, Kalista juga suka sekali bahasa tubuh Dito yang kalem. Tidak seperti teman-teman pria sebaya Kalista yang masih suka kebanyakan aksi dan sering caper alias cari perhatian enggak jelas. Namun yang paling Kalista rindukan dari Dito, adalah ekspresi wajahnya yang lucu saat tertawa. Setiap kali tergelak mata Dito akan menyipit sampai hampir seperti terpejam. Lalu muncul kerutan di pangkal hidungnya. Suara tawa Dito juga menular. Mendengar dia tertawa bisa membuat Kalista ikut tergelak. Pokoknya Kalista rindu semua yang ada dalam diri Dito. Pria itu memang layak dirindukan.
Huh, kalau saja Dito tidak bergadang semalam pasti mereka akan menikmati perjalanan ini berdua. Dito yang akan duduk di belakang setir, sementara Kalista bisa duduk santai di sampingnya. Mereka bisa asyik ngobrol tentang banyak hal sepanjang jalan. Namun Kalista tidak terlalu mengeluh. Bagaimanapun dia juga sangat menikmati mengendarai mobil sendirian. Kalau bersama Dito, pasti Kalista tidak akan diizinkan ngebut seperti ini.
Soal Status Dito sebagai pria beristri, Kalista sama sekali tidak keberatan. Mereka tidak pernah membicarakan soal itu. Buat apa? Semua orang juga tahu. Dito dan Savannah sering menjadi couple goal bagi pasangan-pasangan lain. Pasangan ideal. Meski Kalista tidak mengenal Savannah secara langsung, dia cukup sering melihat istri Dito di layar film dan televisi. Bahkan sampai saat ini Kalista masih mengidolakan Savannah. Paduan kecantikan dan kemampuan acting yang memikat adalah daya tarik utama Savannah yang sangat ingin Kalista miliki.
Buat Kalista hubungan terlarang yang dijalinnya dengan Dito, justru semakin menarik. Penuh tantangan. Kalau pacaran dengan pria lajang, semua perempuan juga bisa. Tidak banyak orang tahu bahwa untuk menjalin hubungan dengan pria beristri itu perlu keahlian dan ketrampilan tersendiri. Mereka tidak bisa berkencan di sembarang tempat dan waktu. Semua pertemuan perlu direncanakan dengan matang. Mencari kesempatan untuk bertemu saja sudah sulit karena kesibukan Dito dan Kalista yang sangat tinggi. Jika ada kesempatan, maka mereka harus memililh tempat dengan hati-hati. Mall dan restoran ternama tidak akan pernah dipilih menjadi tempat pertemuan mereka. Kalista dan Dito sangat menghindari tempat-tempat yang terlalu ramai. Bahaya. Bisa-bisa mereka bertemu dengan salah satu kenalan atau kerabat di sana. Dito sudah cukup terkena, jangan sampai ada orang yang mengambil foto mereka diam-diam, lalu memviralkannya di berbagai media sosial.
Kalista tidak pernah menuntut apa-apa dari Dito. Bagi Kalista, curahan cinta dan perhatian Dito sudah lebih dari cukup. Dia hanya ingin menikmati hari-harinya bersama sang sutradara. Dia tidak berambisi untuk menikah dengan pria itu. Tidak saat ini. Kalista hanya ingin menikmati hidup dan meniti karir di dunia hiburan. Dia tidak pernah merencanakan hidupnya terlalu jauh. Dengan kondisi seperti itu hubungan mereka berjalan dengan santai. Pertengkaran nyaris tidak pernah terjadi di antara mereka.
Dekat dengan Dito juga memberi Kalista peluang lebih luas untuk mengembangkan karirnya. Informasi-informasi mengenai casting penting bisa didapatnya dengan mudah. Tawaran peran-peran bagus mulai berdatangan. Berawal dari figuran tanpa nama kini Kalista sudah sering mendapatkan tawaran peran dengan dialog yang cukup panjang. Bermain dalam sinetron, video klip dan menjadi model iklan juga mulai berdatangan.
Kalista sudah merasa nyaman dengan kondisi seperti ini, tidak pernah terlintas di hatinya hasrat untuk menggantikan posisi Savannah sebagai istri sah Dito. Keberadaan Savannah tidak pernah mengganggu perasaan Kalista, karena itu dia heran sendiri saat menyadari ada setitik gembira di hatinya kala Dito menceritakan kondisi rumahtangganya.
Kepala dan badan Kalista bergoyang makin seru. Mobilnya melaju kencang melintasi jalan tol di luar kota. Udara dingin dalam mobil, suara musik dan jalanan yang mulai lengang memacu adrenalin Kalista. Tubuhnya berhenti bergoyang ketika mendengar dering ponselnya yang nyaring. Sigap tangan Kalista mengambil ponsel yang tergeletak di kursi di sampingnya. Jarinya menekan tombol penerima dan speaker, konsentrasinya sejenak teralihkan hingga mobilnya oleng sedikit. Namung dengan cepat kedua tangan Kalista kembali menggenggam erat setir. Mobil kembali melaju stabil