Selalu saja kehidupan Sulastri dipenuhi pemaksaan mengenai keturunan, yang jelas memang Andre adalah anak semata wayang selalu dibanggakan untuk penerus konglomerat orang tuanya.
Ini awal mulai kisah itu ada. Tujuh hari sebelum pernikahan tiba, kakek dan nenek Sulastri dinilai cukup amat berkawan baik dengan keluarga Nurwanti yang sekarang adalah mertua Lastri.
Perjodohan yang dimulai dari kedekatan tersebut, tetapi Nur sangatlah tidak setuju lantaran kasus misteri orang tua Lastri belum terpecahkan dan bahkan kesetaraan menjadikan hal utama.
Andre yang sudah sangat mengharapkan pernikahan secepatnya itupun mengancam Nur untuk menjalankan kawin lari, tentunya ibu mana yang mengharapkan sebuah momen dimana anak semata wayangnya melakukan hal diluar batas.
Menjelang pernikahan Andre dan Sulastri di Villa Argraris dihadiri beberapa rekan bisnis maupun sahabat-sahabat sekolahnya, tetapi untuk mengenai kedatangan tamu besar pihak Nur disambut meriah oleh pembawa acara berbeda dengan sebaliknya.
Pernikahan yang berlangsung cukup meriah itu tiba dimana sebuah jamuan makan untuk para tamu sangat banyak membuat kewalahan Lastri, dirinya duduk sementara suaminya berdiri menjadikan buah bibir tersendiri.
"Masak iya sih, jeng? Begini ya secara itukan Lastri yang menantunya jeng Nur nikah sama perawan desa, udah jelek mana penuh panu lagi."
"Gak itu juga jeng, ini ya dengar-dengar besannya jeng Nur itu kematiannya sangat misterius dan belum juga terpecahkan sama pihak kepolisian."
"Masak sih, jeng?"
"Iya bener, jeng."
"Jangan-jangan dimakankan tumbal kali, terus si Sulastri menantu jeng Nur itu kena kutukan."