Di sore hari yang terasa sangat hangat kala itu, terlihat ada sepasang manusia sedang duduk nyaman di cafe sambil memandangi bangunan sekolah yang ada di seberangnya. Sang pria hanya melamun kosong memandang bangunan sekolah itu, sementara sang wanita memandang sekolah itu dengan sangat penuh arti, dalam pandangannya ia masuk ke dalam fantasinya sendiri. Aku masih ingat bagaimana kita bisa bertemu. Kala itu aku tidak pernah menyangka kalau kisah antara Kenny dan Melvin akan seindah ini, walau akhirnya kita bertemu titik.
Pada tahun 2010, tahun dimana pertama kali Kenny bertemu dengan sosok yang paling ia cintai, Melvin namanya. Pertemuan pertama mereka terjadi karena ketidaksengajaan, saat Melvin dan teman-teman nya berlarian menyusuri lorong dengan cepat karena ingin bermain basket, akhirnya salah satu teman Melvin yang sering dipanggil Bob itu melemparkan bola basket dengan arah yang melenceng jauh dari kehendaknya, bola itu mengenai Kenny yang sedang berjalan membawa segelas plastik jus mangga. Lantai di koridor itupun basah dan berair mengeluarkan warna kuning yang pekat. Tepat sekali! satu gelas plastik besar jus mangga tumpah seketika oleh bola basket itu. Kenny hanya bisa terkejut kaget, ia ingin marah namun sadar akan keadaan yang tidak memungkinkan, karena saat ia menengok ke arah kumpulan orang yang berlari riang itu, ternyata mereka seniornya. Tahun itu memang senioritas masih tinggi dan dibudayakan, jangankan perundungan, hal-hal seperti mental health yang kita urus untuk kita sendiri saja belum ngetren selayaknya masa kini. Kumpulan orang yang terlihat riang itu akhirnya berhenti sejenak
“Aduh, Dek. maaf ya aku gak sengaja.” Kata Bob dengan muka yang agak memelas
“I-iiya kak, gak apa-apa.” Jawab Kenny tergagap-gagap karena takut
Bob memberikan bola pada kawan-kawannya.
“Guys kalian duluan aja oke, gua mau bersihin ini dulu.”
Walaupun senioritas nya tinggi, tapi Bob setidaknya bertanggung jawab, kawan-kawannya pun pergi meninggalkan mereka berdua, begitu juga dengan Melvin, dia memandang cukup lama kepada Kenny saat akan pergi, sementara itu Kenny hanya tertunduk malu-malu.
Kala itu lah dimana mereka pertama kali bertemu. Tidak ada konfeti yang meriah, terompet yang berisik, atau bunga-bunga yang mekar menghiasi salah satu pun dari imajinasi mereka saat bertukar mata.
Lonceng selalu konsisten untuk berbunyi di jam 14.00 WIB, jamnya pulang Sekolah. Kenny terlihat berjalan keluar gerbang Sekolahnya dan menaiki angkot, tiba-tiba Melvin ikut naik dan Kenny hanya menyapa dengan anggukan dan senyuman, Melvin pun membalas dengan senyumannya. Sepanjang perjalanan itu Kenny merasa tidak nyaman dengan suasananya dan dia hanya bergumam di dalam hatinya Kenapa harus satu angkot sih!!, Kenny juga kerap curi pandang pada Melvin yang sedang memandang jendela sambil mendengarkan musik melalui headset nya, sepanjang perjalanan itu benar-benar terasa sangat lama bagi Kenny apalagi suasananya yang hening, bisu tanpa ada suara sama sekali dari penumpang di angkot itu, padahal angkotnya cukup ramai, tapi tidak ada kata yang terucap selain kata “Kiri” dari orang-orang termasuk seorang Kenny yang kebetulan sudah sampai di pemberhentiannya. Saat turun dari angkot itu ternyata Melvin pun ikut turun, Kenny tentu saja terkejut Baru saja aku menjadi murid SMA, sepertinya Sekolahku terlalu keras, beberapa minggu lagi pasti aku akan pindah Sekolah namun ia memberanikan diri untuk bertanya karena dia tidak mau di cap sombong oleh kakak kelasnya itu
“Rumah kakak juga di sekitar sini?”
“Oh enggak, aku kesini cuma mau ikutin kamu kok.”
Kenny bingung sekaligus takut
“Santai, aku kesini cuma mau kasih ini, tadinya mau aku kasih pas kita masih di Sekolah tapi aku malu, mau kasih pas di angkot juga malu, jadi aku kasih sekarang aja”
Melvin memberikan segelas plastik jus mangga
Gausah kak, tadi juga kak Bob mau gantiin, tapi emang gak usah, gak apa-apa kok.”
“Iya tau, Bob juga udah cerita. Ini aku udah terlanjur beli masa iya kamu tolak”
Akhirnya dengan terpaksa Kenny menerima jus mangga itu