Malam kala itu terlalu tebal, mengingatkanku dengan diriku sendiri yang selalu dingin dan sunyi terhadap orang-orang yang tidak ku kenal. Namun orang lain yang mencintai malam akan selalu menemukan hal-hal lainnya selain dari keburukan yang jelas terlihat di permukaan. Mereka yang mencintai malam paling mengerti akan menghargai kehangatan, jangan lupakan juga bintang yang indah menghiasi langit, dan selalu menjadi tempat ternyaman untuk beristirahat, rehat, dan diam sejenak dari keberisikan dunia. Masih banyak hal positif lain yang sudah Melvin sebut sebetulnya, karena saat itu dia sangat manis, aku jadinya hanya ingat kata-kata itu saja, aku jatuh terlalu dalam saat mendengar tuturnya yang menenangkan.
Kenny pun segera pulang, karena malam mulai terlalu dingin dan ia tiba di rumah orang tua nya dengan berjalan kaki, tempat Kenny turun dari halte itu memang tak jauh dengan rumah orang tua nya lalu ponselnya pun berdering
“Halo Ken, ini aku Barsena. Gini Ken angkot yang aku tadi naikin ternyata mogok, aku mau ambil motor jalannya masih jauh, apalagi udah malem banget gaada transportasi umum yang lewat nih, boleh gak aku minta tolong.”
Kenny tertawa kecil
“Hahahaha, sok-sok an sih. Yaudah itu kamu shareloc aja ya, aku jemput.”
Kenny pun menjemput Barsena di tengah jalan yang sampingnya penuh pepohonan-pepohonan, Barsena hanya menceritakan dialog-dialognya bersama supir angkot tadi, untung saja montir sudah datang jadi dia sekarang bisa pulang tanpa khawatir tak ada yang menemani sopir angkot tadi, setelah itu mereka sampai untuk mengambil motor dan Barsena pun keluar dari mobil Kenny
“Sen, makasih ya.”
“Lah kok kebalik hahahaha, aku dong harusnya yang makasih udah dijemput.”
“Iyadeh terserah kamu, yaudah aku langsung balik ya… bye.”
“bye...”
Barsena, Kok ada sih orang kayak kamu? sepertinya dia bak bunga Sakura, langka dan memang indah, bedanya kamu gak akan layu namun kamu masih kalah mekar kalau dibandingkan dengan Melvin.