Esoknya, Kenny harus kembali ke Sekolah, harus belajar seperti biasa, dia sangat malu dan membuatnya sangat malas untuk pergi ke Sekolah, dan benar saja hampir satu Sekolah meliriknya kala itu, ada yang menertawakan, ada yang langsung berbisik, dan yang paling di benci oleh Kenny ialah saat ada yang memandang remeh seakan-akan Kenny wanita murahan, mereka semua tidak tahu apa yang terjadi, termasuk teman-teman sekelasnya, karena Kenny orangnya memang sulit untuk berbasa-basi dan sulit juga untuk bergaul karena mukanya yang menurutnya biasa itu dinilai jutek oleh orang-orang membuat rasa tidak nyamannya di kelas menjadi-jadi, dia memang belum memiliki teman kelas yang benar-benar dekat juga. Karena rasa asing dan tidak nyaman itu, membuat Kenny langsung bergegas menuju ke kelas Majesty saat jam istirahat. Saat berjalan, lagi-lagi ia mencuri banyak perhatian para murid itu, termasuk saat di Lorong ia tiba-tiba di berhentikan oleh 3 orang lelaki
“Ett.. et… et…, kamu Kenny ya?” Sahut salah satu lelaki itu yang ternyata senior Kenny kelas 12
“Iya, kak. Kenapa ya?”
“Enggak kenapa-kenapa, kemarin kakak liat kamu nembak si tuan muda ya?”
Kenny hanya terdiam malu dan agak ketakutan
“Jawab dong, soalnya kakak juga mau lho di tembak terus di kasih-kasih bunga gitu, daripada si tuan mud aitu, mending sama kakak aja, Ken.”
Mereka hanya tertawa mendengar lelaki itu berbicara, sementara Kenny hanya bisa diam namun jauh di lubuk hatinya dia sangat ingin menangis dan menjerit
Dari arah yang berlawanan ada Melvin yang sedang berjalan dengan cepat datang ke arah kumpulan orang itu dan dia melewati ketiga murid itu namun pundaknya menabrak lelaki yang sedang berbicara dengan Kenny hingga ia agak terdongor sedikit
“Hehh!!” Teriak lelaki itu
Melvin berhenti dan hanya menoleh ke belakang dengan tatapan sombong
“Loe cari ribut, hah?”
“Enggak” Jawab Melvin dengan santai
“Oh gua paham, loe kayak gitu karena gua gangguin pacar loe, ya? Santai dong bro, jangan mentang-mentang anak orang kaya loe bisa seenaknya”