Kala Kata Menjadi Teman

Apolllo
Chapter #8

Takdir? #8

Keesokan harinya. Entah mengapa Kenny bisa lupa memasukkan salah satu buku pelajarannya, mau tidak mau dia harus kembali pulang untuk mengambilnya karena buku tersebut merupakan buku tugas yang kebetulan ada pr yang harus dikumpulkan hari itu, padahal ia sudah sampai di sekolah. Setelah lelah membawa kembali buku tugas itu, Kenny harus menerima konsekuensinya, yaitu datang terlambat masuk Sekolah. Hari itu bagian bu Ranti yang berjaga piket, seperti pepatah yang bilang Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, hari itu entah mengapa murid-murid SMA itu sepertinya sedang memiliki jiwa disiplin tinggi, karena tidak ada murid yang terlambat selain Kenny. Saat dia hendak masuk ke gerbang yang sudah dijaga itu, Kenny sangat takut dan malu, ia hanya menundukkan kepalanya. Dari kejauhan terdengar suara motor yang mendekati gerbang sekolah itu, semakin mendekat semakin Kenny menyadari bahwa itu adalah Melvin.

Dunia ini pasti sedang bercanda kata Kenny dengan muka yang semakin masam mengetahui Melvin juga terlambat datang sekolah. Melvin mematikan motornya yang sudah berada di depan gerbang lalu bu Ranti datang menghampiri mereka berdua

“Yaampun, bisa gak sih sekolah ini gak ada murid yang terlambat, sehari aja. Aneh banget kenapa tiap hari harus ada murid yang terlambat.” Sindir bu Ranti

“Yasudah, masuk sini. Kamu parkirin motor kamu dulu.”

Melvin memarkirkan motornya, lalu berdiri di samping Kenny menghadap bu Ranti. Muka Kenny terus saja jutek, namun sesekali mereka saling curi pandang, sampai akhirnya mereka curi-curi pandang pada saat yang bersamaan, Melvin tersenyum manis sambil menganggukan kepalanya, namun Kenny hanya cemberut dan membuang muka ke arah yang berlawanan.

“Ya sudah, ibu hukum kalian yang gampang-gampang aja. Kalian berdua hormat bendera selama 15 menit, sesudah itu silahkan tunggu sampai jam masuk kedua, ya.” Tegas bu Ranti

“Baik, bu.” Kata Melvin dan Kenny

Mereka berdua pun akhirnya bersampingan hormat ke bendera, mereka hanya diam beberapa menit itu dan Kenny terlihat sangat pegal karena harus hormat

“pssstt… gapapa kalo kamu pegel turunin aja tangannya, bu Ranti gak bakal terus ngawasin kok.”

“Berisik! loe jangan ngomong sepatah kata pun ya.” Sinis Kenny

“Tapi kayaknya emang udah takdir kali ya kita kayak gini.”

"Gue bilang berisik!!!”

Lihat selengkapnya