“Ken?” Ucap seseorang yang menaiki motor dan berhenti di depan Kenny yang sedang berjalan itu
Di saat aku seperti ini, mengapa ada orang yang menyapa sih, pasti salah satu tetanggaku
“Iya?” Kenny yang sedang bersedih tentu saja malu, ia menjawab tanpa melihat siapa orang yang mengajaknya dan muka nya tertunduk ke bawah
“Kamu dari mana aja?” orang itu pun melepas helmnya
Kenny merasa sangat tidak asing dengan suaranya, dengan wajah yang sedang bersedih ia mencoba memberanikan diri untuk melihat orang itu yang ternyata Melvin, Kenny kaget mengapa ada Melvin, sementara itu Melvin pun ikut terkejut melihat Kenny, ia langsung segera turun dari motornya
“Ken, kamu kenapa?” Ucap Melvin dengan penuh perhatian
Kata-kata Melvin membuat kesedihan Kenny semakin menjadi-jadi. Emosi dan kekesalannya tiba-tiba keluar dan sayang sekali Melvin harus merasakan pelampiasannya. Kenny memukul Melvin dengan kedua tangannya pada dada Melvin, Melvin yang kebingungan mencoba menahan pukulan-pukulan yang datang kepadanya
“Aduh-duh, Ken. Kamu kenapa, Ken?” Ucap Melvin
Kenny tidak berbicara sepatah kata pun, beberapa saat Kenny tetap mencoba untuk menahannya, namun ia sudah sangat tidak kuat dan akhirnya ia tidak bisa mengontrol dirinya dan akhirnya ia memeluk Melvin dengan erat sambil menangis sekencang-kencangnya. Mereka menjadi pusat perhatian di jalanan itu, Melvin pun sangat kaget dengan prilaku Kenny, namun pelukan erat dan tangisan kencangnya perlahan membuat Melvin mengerti, ia balas pelukan itu dengan tulus hingga beberapa saat berlalu sampai Kenny mulai reda.
“Udah, Ken. Ikut aku yuk, kita pindah tempat. Gak enak dilihatnya kalau disini.” Ucap Melvin
Kenny hanya menurut saja, mereka pun pergi ke suatu tempat. Saat dalam perjalanan, ekspresi Kenny seperti orang yang panik
Bodoh, kenapa aku bertingkah seperti ini. menangis di depannya? Bahkan memeluknya? Tamat sudah aku.
“Kak?” Sapa Kenny
“Iya, Ken. Kenapa?”
“Maaf ya soal tadi, aku gak bisa ngontrol diri” Kata Kenny
“Iya, Ken. Gak apa-apa kok. Aku ngerti, makanya aku diem aja.”