Kala Kata Menjadi Teman

Apolllo
Chapter #23

Selamat datang di Yogyakarta Ken! #23

Setelah Kenny dan Melvin menjadi sepasang kekasih, mereka menjalani hari-hari mereka seperti remaja biasa yang mabuk akan cinta muda. Berangkat dan pulang sekolah bersama, mendengarkan musik bersama, menonton film di bioskop bersama, makan bersama. Banyak hal yang mereka lakukan bersama, semakin lama cinta mereka semakin kuat satu sama lain. Walaupun begitu, mereka bisa saling mengerti kapan harus memberikan waktu satu sama lain agar memiliki waktu untuk hal lainnya juga. Melvin yang benar-benar memercayai Kenny akhirnya menunjukkan bagaiamana kenyataan dia, seperti burung yang baru keluar sangkar, dia terlihat bebas bersama Kenny. Melvin yang memiliki segudang masalah khususnya dalam keluarganya akhirnya bisa membagikan hal menyakitkan itu dengan Kenny. Sampai akhirnya Melvin menyadari bahwa masalah yang ia bagi dan ceritakan kepada Kenny ternyata membuatnya merasa lebih baik

Setiap hubungan pasti selalu ada perdebatan dan pertentangan, begitupun juga dengan Kenny dan Melvin, kadang mereka mempermasalahkan hal-hal kecil yang membuat mereka terlihat tidak terlalu dewasa juga. Apalagi untuk Melvin. Perempuan-perempuan yang selalu berdatangan dari masa lalulah yang seringkali membuat kemarahan Kenny tersulut dan akhirnya membara.

Setelah hari-hari bahagia terlewati begitu saja, momen-momen tercipta dalam kenangan pun sudah banyak yang tersimpan akhirnya tibalah hari dimana mereka harus berpisah. Saking bahagianya mereka, waktu pun tidak terasa tiba hingga Melvin pun akhirnya lulus dari sekolah SMA-nya dan akan melanjutkan studinya di Kota Yogyakarta, dengan jurusan yang ia mau yakni jurusan fotografi. Sempat ada perdebatan panjang dengan kedua orang tuanya yang sangat tidak setuju karena ia diharapkan menjadi penerus bisnis salah satu orang tuanya. Namun beruntungnya Melvin, ia masih diberi kesempatan untuk mengejar apa yang ia sukai.

Kenny yang ditinggalkan Melvin tentu saja sangat sedih, namun ia tetap memberikan dukungannya untuk kekasih tercintanya kala itu. Hari yang Kenny lalui tampak sangat berbeda tanpa adanya Melvin, Kenny menjadi kurang bersemangat. Walaupun begitu seiring dengan berjalannya waktu, Kenny akhirnya bisa terbiasa. Salah satu hal terindah kala itu ialah kencan dengan Melvin sebulan sekali. Selama sebulan sekali Melvin sering pulang selama dua sampai tiga hari. Sebetulnya banyak sekali hal yang ia tinggalkan di kotanya, selain Kenny ada juga kawan-kawannya di panti asuhan itu. Selama Melvin tidak ada, Kennylah yang selalu hadir memeriahkan panti asuhan itu, Kenny juga tidak kalah menyenangkan dari Melvin, kok.

 

9 Desember 2013

Suara berisiknya hujan malam itu membuat teriakan kekesalan Kenny tidak terdengar sama sekali dari kamarnya. Sambil rebahan, terlihat Kenny sedang membaca isi pesan dari ponselnya, ekspresinya menunjukkan kekesalan yang membuatnya mencengut. Kala itu Kenny berniat ingin pergi ke Kota Yogyakarta untuk menemui Melvin. Melvin melarangnya karena saat itu Kenny masih harus bersekolah, dan orang tuanya juga jelas melarangnya karena Kenny harus sekolah. Kenny sangat bingung dengan situasi saat itu karena sebenarnya ia ingin sekali datang ke Yogyakarta untuk memberikan kejutan dan kado untuk ulang tahun Melvin pada tanggal 10 Desember. Memang dasar remaja yang sedang buta akan cinta kadang selalu bertingkah gila, padahal dulu Melvin adalah salah satu orang yang paling ia benci.

Tiba-tiba Kenny memiliki ide, lalu ia menenteng jam tua pemberian Melvin

“Maafin aku, Vin. Tapi kayaknya aku gak ada pilihan lain.” Kenny berbicara sendiri

Brakkk….

Kenny melempar jam kuno itu, walau tidak terlalu kencang lemparannya cukup membuat jam itu terberai berserakan, dengan pecahan kaca dimana-mana, serta cukup untuk membuat jam itu mati tidak berfungsi kembali. Suara hujan yang bising berhasil membungkam berisiknya kamar itu hingga sunyi

Esoknya pada pukul 15.00 WIB, tepat setelah menyelesaikan kelas terakhirnya kala itu, Melvin mendapatkan panggilan dari Kenny

“Jamnya rusak.” Singkat Kenny

“Hah? Maksudnya?”

“Jam kuno itu rusak, sayang. Aku tidak sengaja menyenggolnya dan akhirnya jatuh.”

“Ya sudah, tidak apa-apa, sayang. Kasih saja ke toko servis jam.”

Lihat selengkapnya