“Aku sudah di lobby, Ken. Ada yang perlu aku bantu untuk persiapan check out mu?”
Sebuah pesan masuk dari Barsena. Kenny terlihat kebingungan di kamarnya, ia hanya duduk menyender ke dinding dengan tatapan kososng. Mereka belum bertemu sejak kejadian semalam, dan kali ini ia sangat kebingungan harus bersikap seperti apa saat ia melihat wajah Barsena. Karena waktu sudah hampir habis, ia terpaksa meninggalkan kamar itu menuju lobby, tempat Barsena menunggu. Ia sebetulnya sudah bersiap dan berkemas sejak lama, namun karena kejadian semalam membuatnya sangat berpikir keras dan sesekali dalam hatinya ia berkata ‘dasar wanita gila’ pada dirinya sendiri.
Saat Kenny tiba di lobby hotel itu, Barsena langsung terlihat olehnya. Kenny sangat mencoba menahan rasa malunya, mereka pun saling menatap dan Barsena tersenyum dengan sangat tenang
“Kok lama banget, Ken? Kamu check out dulu tuh.” Suruh Barsena
Kenny yang kikuk hanya menurutinya, kecanggungan Kenny tidak bisa dihindari karena ekspresinya sangat menunjukkan hal yang tidak menyenangkan itu, Kenny serba salah tingkah melakukan ini itu hingga akhirnya mereka duduk berdua dalam mobil
“Destinasi terakhir kita itu ke florist yang waktu itu kamu bilang, kan?” Tanya Barsena
Kenny menjawabnya dengan hanya mengangguk, karena Barsena melihatnya saat bertanya padanya
Awalnya jantung Kenny berdegup dengan sangat kencang, lama kelamaan dia menyadari bahwa Barsena sepertinya menganggap kejadian semalam seolah tak terjadi. Kenny memang tidak selalu mengikuti tren-tren anak muda tentang bagaimana mereka berpacaran di masa kini, karena dia sudah sangat lama menjalani hubungannya dengan Melvin, namun tadi malam itu ciuman lho…. Dalam hati Kenny mengumpat, bagaimana bisa ciuman seperti semalam tadi tidak dibahas? Pertanyaan-pertanyaan yang mulai bermunculan di kepala Kenny mulai mengganggu perjalanannya, hingga akhirnya ia diam sepanjang perjalanan, bahkan mereka berdua diam saja sepanjang perjalanan hanya ditemani oleh musik yang diputar oleh Barsena.
“Untuk ukuran toko bunga ini megah banget ya, Ken. Cantik juga tokonya.” Ucap Barsena yang melihat dengan kagum saat ia keluar dari mobilnya
Kenny tidak menjawab dan menghiraukan Barsena, dia memasang muka cemberut lalu pergi berjalan dengan cepat ke toko bunga itu, Barsena yang ketinggalan pun akhirnya mengikuti Kenny dari belakang
Lily Florist salah satu toko bunga terbesar di Kota Yogyakarta, sebelum memasuki tokonya, pengunjung akan disambut oleh bunga yang cantik bermekaran dan berwangi segar itu, tentu saja orang-orang yang berlalu-lalang itu akan tertarik karena warna-warna yang berseri cantik seakan menari di dalam pandangan mereka itu akan mengingatkan mereka kepada orang-orang terkasihnya
Semakin dekat lalu sampai di teras toko itu, Barsena hanya terkejut kekacauan melihat bunga-bunga indah disana
“Ken, ini salah satu tempat terbaik yang pernah aku datengin kayaknya.” Ucap Barsena yang masih menunjukkan ekspresi kekagumannya
Kenny hanya tersenyum sombong, ia pun membuka pintu masuknya dan ekspresinnya dengan cepat berubah sangat ceria. Mbak Lily dan Kenny yang saling memandan satu sama lain itu langsung saling menghampiri. Pelukan yang erat itu mengandung makna yang dalam bagi mereka, Barsena memang tak paham makna seperti apa yang sedang mereka rasakan, tapi dia tahu dia harus membiarkan mereka tenggelam sedalam-dalamnya.
“Kamu akhirnya dateng juga, Ken.” Ucap Mbak Lily yang masih berlarut dalam pelukan, lalu diakhiri dengan tangisan yang sedikit demi sedikit tumpah dari mereka.
Bagi Kenny, tempat itu sangat berarti. Saat Kenny berpelukan lalu ia melihat tempat itu sedikit dari balik pelukan, perlahan kenangan yang indah seolah terekam kembali, ia sangat merindukan tempat itu dan segala gombalan bodoh yang tetap saja ditertawakan oleh orang-orang yang mendengarnya. Barsena tahu diri, ia pergi keluar melihat-lihat bunga untuk memberi mereka ruang dan kesempatan