Tidak ada yang berubah dari situasi mereka, dua hari setelah pertengkaran antara Barsena dan Kenny, situasi mereka masih tidak jua membaik. Barsena terus mengabari Kenny dan ingin menemuinya untuk meminta maaf, sedangkan Kenny yang marah hanya bisa mengabaikan pesan dari Barsena.
Putus asa karena mengkhawatirkan Kenny, akhirnya Barsena menemui sahabat Kenny, Majesty. Ia datang menemui Majesty ke gedung olahraga. Majesty melihat Barsena yang menghampirinya lalu ia melambaikan tangannya untuk menyuruhnya datang menghampiri, dan Barsena pun menurut
“Perhatikan ya, anak-anak. Ini contoh teknik yang tadi saya ajarin.” Majesty maju beberapa langkah, dan seketika kaki kanannya yang cepat hampir menendang pipi bagian kiri Barsena, kakinya menggantung dekat dengan kepala Barsena, seakan-akan memperlihatkan suatu teknik kepada murid-muridnya.
Barsena hanya diam mematung dengan tatapan tegang
“Anak-anak Latihan buat hari ini dicukupkan ya, semua bisa bubar.”
Majesty menatap tajam Barsena hingga semua orang bubar dan tersisa mereka berdua
“Gua tahu ini bakal salah, harusnya gua gak ngenalin loe ke dia.”
“Gimana kabarnya, Jes.” Ucap Barsena
“Peduli apa loe? Bukannya novel loe doang kan yang cuma loe peduliin,”
Barsena hanya termenung
“Lagian gak semua cewek itu sama, Sen. Loe gak bisa terus kayak gini, loe juga harus nyesuaiin diri biar mereka juga gak ngelewatin batas yang loe punya.” Lanjut Majesty
“Aku bukannya memperlakukan semua cewek sama, kok. Aku cuma jadi diri sendiri aja, Jes.” Balas Barsena
Majesty hanya menghela nafas dan berjalan membelakangi Barsena
“Please, Jes. I need your favor.” Ucap Barsena
“She just fine, Sen. Sekarang dia balik lagi jadi sosok Kenny sebelum ketemu loe, yang frustasi dan belum bisa move on dari Melvin.” Majesty berbicara dengan Tegang
Satu minggu pun berlalu, Kenny terlihat masih murung dan sangat tidak bersemangat walau ia sedang bersama dengan maminya untuk mengantarkannya berbelanja bulanan
“Udah lama ya kita gak belanja bareng gini, Ken.”
“Iya ya, Mi.” Jawab Kenny
Setelah selesai berbelanja mereka mengunjungi salah satu restoran yang ada di mall itu
“Kenny masih inget tempat ini gak?” Tanya sang mami
Kenny hanya terdiam seperti sedang menyembunyikan sesuatu
“Mami masih inget diajak makan kesini sama nak Melvin,”
“Setelah kalian 3 tahun pacaran, akhirnya dia berani bilang terang-terangan ke mami kalau kalian pacaran, tapi waktu itu gak ngajak papi, ya. Mami lupa kenapa sih waktu itu Melvin gak ajak papi juga?” Ucap Mami yang sedang bercerita
“Karena Melvin masih takut, mi. Hehehe” Kenny yang muram akhirnya bisa sedikit ceria dengan ketawa kecilnya yang mengingat Melvin dengan tingkahnya yang lucu dulu
“Hahaha, anak itu emang agak aneh ya, Ken.”
Mata Kenny terlihat berkaca-kaca