“Pagi Kirana” Sapa Lia yang baru saja sampai di kantor melihat Kirana yang sudah asyik menggambar diatas tabnya.
“Pagi Lii” Balas Kirana yang tetap asyik menggambar diatas tabnya.
Lia pun melihat jam tangannya, waktu menunjukkan masih pukul 8 pagi dan melihat Kirana sudah mulai kerja, sedangkan jam kerja mulai jam 9.
“Lagi ngerjain proyek siapa Kirana? jam segini tumben udah mulai gambar gambar” Tanya lia penasaran.
“Ah ini proyeknya Studio musik Pak Wuji, hari ini mau di cek sama Mas Dimas, jadi aku coba lagi ngerapihin dikit - dikit yang masih kurang sesuai sama briefnya” jelas Kirana kemudian menunjukkan tabnya pada Lia, Lia pun melihatnya dan kagum pada hasil desain studio yang Kirana gambar, sangat sesuai dengan brief yang diberikan Pak Wuji.
“Wahh bagus ini studio Pak Wuji, Kirana emang keren deh” Puji Kirana sambil mengembalikan tab milik Kirana.
“Ah Biasa aja, aku cuma ngerjain sesuai briefnya” jelas Kirana “Eh kamu beli apa Lia?” Tanya Kirana melihat bingkisan plastik yang ada di meja Lia.
“Ah bubur ini, kamu udah sarapan belum?”
“Belum, soalnya tadi langsung ngerjain proyek”
“Sarapan sana, mumpung Pak Jaya masih mangkal di depan kantor nanti keburu pergi jauh kamu beli sarapannya” Saran Lia sembari menikmati buburnya yang hangat.
“Iya juga” Kirana pun mengambil dompetnya dan memeriksa apakah uang cash cukup untuk membeli bubur, karena biasanya Kirana tidak pernah memiliki banyak uang cash, ke tempat manapun jika bisa menggunakan pembayaran qris, maka Kirana akan memilih pembayaran qris karena merasa tidak repot mencari dompetnya yang tenggelam di tasnya dengan barang lainnya. Kirana pun pergi ke depan kantor membeli bubur Pak Jaya. Tukang bubur keliling yang mangkal hingga jam 10 pagi di depan kantornya, kalau bisa dibilang Pak jaya menjadi penyelamatnya dari kelaparan, terkadang ia tidak membuat sarapan seperti hari ini, sarapan bubur Pak Jaya menjadi pilihan yang tepat.
“Tinnnnn” Kirana yang sedang menunggu buburnya sembari asyik bermain smartphone terkejut mendengar suara klakson motor yang tiba - tiba tepat berada di pagar masuk kantornya. Kirana pun melihat pengemudi motor tersebut, siapa sebenarnya yang jahil sekali membuat dirinya terkejut, saat pengemudi tersebut membuka helmnya ternyata itu Mas Arya, salah satu senior di studio Anurika tempat kerja Kirana.
“Pak, bubur 1 kayak biasa” Kata Mas Arya sembari mematikan mesin motornya.
“Siap aa” Sahut Pak Jaya.
“Tumben sendirian, Lia mana? biasanya bareng” Tanya Mas Arya penasaran.
“Di dalem, dia lagi makan bubur, udah beli bubur duluan” jelas Kirana sambil melihat motor yang Mas Arya kendarai “Wih motor baru nih kayaknya” Imbuh Kirana.
“Jelas, Bagus kan? Hitam - hitam cakep” Kata Mas Arya dengan bangga memamerkan motornya.
“Pantes aja aku gak ngenalin siapa, ternyata motor baru, biasa aja sih kayak motor yang lain juga sama warnanya hitam - hitam”