KALA SENJA

R. R. Danasmoro
Chapter #2

BAB 1

Talenta, ketenaran dan ketampanan bintang tamu acara menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang ingin mengikuti acara talk-show dan demo memasak hari ini. Bintang tamu seorang chef terkenal, dipuja karena ketampanan dan prestasi yang dimiliki. Kulit putih bersih khas etnis Tionghoa menjadi ciri yang paling mudah ditemukan untuk mengenalinya.

Acara ini menggunakan bantuan event organizer setempat untuk menjalankan perintah sesuai dengan rencana yang sudah dirancang oleh pihak sponsor utama. Ada beberapa segmen dalam penyelenggaraannya dan dibagi menjadi dua acara inti, talk-show dan demo memasak. Panitia mengatur atrium Solo Paragon Mall menjadi tiga area. Sebuah panggung lengkap dengan satu set sofa dan meja beserta barang-barang pelengkap yang diatur sebagai highlight acara. Lalu area di depannya dibagi menjadi dua set. Sederatan kursi disiapkan untuk peserta talk-show duduk. Sementara di sebelah deretan kursi itu, barisan kitchen-set diatur untuk tempat memasak bagi lima orang yang terpilih sebagai peserta demo memasak.

Puluhan orang peserta, tua-muda, ibu rumah tangga, wanita lajang maupun yang sudah berpasangan serta pria pun ikut ambil bagian sebagai peserta demo memasak maupun talk-show. Satu jam sebelum acara dimulai, peserta demo memasak mengikuti briefing bersama panitia. Masing-masing sudah lengkap dengan kaos dan apron mereka. Sebagai koordinator acara, Abi mengecek kesiapan peserta.

“Des!” panggil Abi. “Semuanya sudah siap?”

“Belum, Bi. Sandra belum datang,” jawab Desiana dengan rasa was-was. Dia sudah meminta Sandra agar datang satu jam lebih awal. Acara briefing sudah lewat dan acara hampir dimulai, Sandra masih belum datang juga. “Nah, itu dia!”

Riuh rendah acara hari ini menghiasi saat co-host membuka talk-show dan demo memasak dengan informasi kuis dan photo contest. Bintang tamu seorang chef terkenal dan popular macam Chef Arman Suranto tentu menarik perhatian, dimana wajahnya seringkali tampil menghiasi layar televisi di berbagai program dan kompetisi memasak.

“Bagaimana semuanya?” tanya Arman yang tiba-tiba muncul dari belakang Abi.

“Sudah siap, Chef.”

Arman pun berlalu dengan diikuti Desiana. Setiap peserta demo memasak mempersiapkan diri di station mereka masing-masing.

Meski acara sudah dimulai dan dibuka oleh co-host, Desiana-lah yang menjadi host talkshow hari ini. Peserta talk-show dan penonton menyambut dengan antusiasme yang besar, terutama penggemar Arman yang ikut menyaksikan. Desiana berinteraksi dengan penonton dan peserta sebelum akhirnya menyapa Arman.

“Selamat pagi, Chef Arman. Bagaimana kabarnya hari ini?” tanya Desiana, mengulurkan tangan mengajak bersalaman dan kemudian cipika-cipiki. Para penonton pun menyoraki tingkah pemandu acara yang kegenitan itu. “Ihhh,, pada iri ya?” Desiana menggoda para penonton yang kebanyakan wanita itu.“Belum dijawab, Chef. Bagaimana kabarnya? Baik? Sehat?”

“Ya, baik. Bagaimana kabarnya kamu?” Chef Arman bertanya balik walaupun hanya sekedar basa-basi.

“Aku baik-baik aja, Chef. Ya ampun, Chef Arman perhatian banget deh sama aku. Jadi tersipu.”

Lagi-lagi penonton menyoraki Desiana.

“Sudah-sudah. Ini namanya rezeki pembawa acara,” celetuknya, mencoba mengendalikan situasi. ”Senang sekali ya semuanya yang ada di sini, kita bisa kedatangan Chef seganteng dan sekeren ini. Setuju, ya?” Semua penonton mengiyakan ucapan Desiana. “Chef, kita sapa dulu semua yang hadir di sini, ya? Nanti mereka iri sama saya kalau kita keasyikan ngobrol,” canda Desiana yang disambut kembali oleh sorak-sorai penonton.

“Tentu saja. Bagaimana kabarnya semua?” tanya Arman, pertanyaan Arman dijawab hampir serentak oleh seluruh peserta dan pengunjung di acara memasak itu. “Senang sekali saya bisa mengunjungi Kota Solo yang memang memiliki kebudayaan yang sangat kental ini, baik dalam hal kuliner maupun tradisi. Menurut pengalaman saya, di Solo ini saya menemukan banyak hal tentang kuliner. Saat sedang liburan ke suatu daerah, saya selalu menyempatkan diri untuk mencicipi makanan khas daerah tersebut.”

Arman menceritakan panjang lebar tentang pengalamannya berkeliling kota dan mencicipi berbagai macam masakan di setiap kota tersebut. Dia pun mencoba berinteraksi dengan para peserta dan pengunjung dengan membahas makanan-makanan khas daerah tersebut. Mereka begitu antusias dengan topik yang dibicarakan Arman. Aura kewibawaannya sebagai orang yang terkenal dan tampan seakan membius mereka untuk masuk ke dalam dunianya. Pembawaannya yang santai dan ramah seakan menjadi magnet, terutama bagi kaum hawa, untuk hanyut dalam paparannya. Dia pun melanjutkan obrolannya dengan topik lain.

Lihat selengkapnya