KALA SENJA

R. R. Danasmoro
Chapter #10

BAB 9

“Jangan main di situ!” pesan ayahnya.

Jendra membuka matanya. Tanpa sadar dia tertidur di kursi café, duduk sendiri tanpa ada yang menemani. Setiap kali datang ke kota ini, dia tidak pernah sendiri. Namun kali ini dia harus rela menghabiskan waktu tanpa orang yang biasanya menemani malam-malamnya.

Kawannya hanyalah rasa lelah. Lelah fisik, pikiran dan terutama perasaan. Meskipun ada tempat yang bisa digunakan untuk beristirahat, dia lebih memilih untuk menghabiskan malam di café ini. Rupanya kelelahan yang dia rasakan tak main-main, hingga membuat dia tertidur seperti ini. Tidur sesaat itu membuat pikirannya meracau. Mimpi barusan membuatnya ingat kembali pada kenangan masa kecilnya bersama Arman.

“Sendirian saja?” seorang perempuan datang mendekatinya.

“Ya. Maaf, saya sedang tidak ingin diganggu,” tolaknya, tanpa sedikitpun menoleh pada perempuan itu. Tak ada basa-basi dan dia langsung mengusirnya secara implisit.

Perempuan itu lalu pergi sambil mengumpati Jendra. Dia tak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan perempuan itu. Dia memang sedang tidak ingin diganggu. Begitu perempuan itu pergi, seorang pria ganti datang menghampiri.

“Ada yang lagi patah hati rupanya,” ujar pria itu. Jendra yang sudah hafal dengan siapa pemilik suara itu pun tak menggubris. “Tumben, sendiri. Mana kekasih hatimu itu?”

“Kamu tidak perlu tahu!”

“Hahahaha.. Kamu masih saja judes, Jen,” godanya, menertawai Jendra.

“Apaan sih? Aku sudah mengusir orang tadi. Mau aku usir juga atau kamu pergi sendiri?” kata Jendra, ketus.

Peace, bro! Santaiii. Sebenarnya aku hanya ingin memberitahumu soal Arman. Tapi kalau kamu lagi badmood begini, mungkin lain kali saja.”

Perhatian Jendra teralihkan. Meskipun tak mengubah mood-nya, topik pembicaraan yang akan diungkapkan kali ini ingin didengarnya. Arman adalah temannya sejak kecil. Mereka dekat dan memang sudah menjadi karib. Berita mengenai dia pastilah menarik perhatiannya.

Lihat selengkapnya