Arman menghabiskan makanannya dan mengamati cara makan Sandra. Perhatiannya lalu tertuju pada interior restoran yang bergaya Jawa kuno. Restoran tematik yang dibangun di pusat kota memang cukup menarik, dengan gaya otentik Indonesia yang jarang ditemui. Apalagi lokasinya yang selain berada di pusat kota juga berada di depan salah satu istana yang ada di Solo. Kraton Mangkunegaran terlihat megah dilihat dari lantai dua Omah Sinten. Bangunannya yang khas Jawa menjadi perhatian bagi pengunjung yang menikmati makan malam di sana. Salah satu daya tarik yang mempesona bagi pelanggan. Selain hidangan yang disediakan, ada nilai jual lain yang tersaji. Malam ini, suasana hujan menambahkan aroma romantisme makan malam. Mungkin jika ada musik klasik yang dilantunkan, akan menambah suasana semakin intim.
“Kenapa Chef jadi seorang chef?”
“Kenapa ya? Alasannya, karena aku suka masak dan menggeluti bidang kuliner. Awalnya gara-gara lihat nenek sering masak dan aku suka bantu-bantu. Lalu dari hal kecil itu, aku jadi suka ikut masak dan mulai mencoba dan belajar masak.”
“Dari iseng-iseng lalu jadi serius? Dimana Chef belajar masak?”
“Dari nenek. Lalu saat ke Australia, mulai belajar dari para chef terbaik di sana. Lalu ikut kompetisi. Lalu memulai karir di bidang masak-memasak. Lalu tadaa.. ya jadilah seperti ini,” jelas Arman.
“Hmmm.. jadi memang sudah ada niat, ya?’
“Ya, bisa dibilang begitu. Sebelumnya aku sekolah memasak secara formal di Aussie. Tapi sekolah itu membosankan. Belum selesai program, aku sudah cabut duluan.Ya kemudian aku mulai belajar di luar institusi. Aku magang di beberapa restoran di Aussie dan beberapa Negara lainnya.”
“Aku masih tidak mengerti, Chef. Memangnya apa beda chef, koki sama juru masak? Bukannya sama saja?”
“Intinya sih sama-sama memasak. Tapi ketiga hal itu dibedakan berdasarkan karir profesinya. Untuk juru masak atau koki, tugasnya memasak atau mempersiapkan makanan. Biasanya panggilan itu sering kali digunakan pada orang-orang yang memasak di rumah makan. Sering kali tidak sekolah secara formal. Bisa otodidak atau mungkin belajar dari orang lain. Ibarat dalam dunia musik, seseorang yang bisa memainkan alat musik mungkin saja bisa disebut sebagai pemusik. Tapi dia cuma sekedar memainkan saja. Beda halnya dengan komposer.”
“Tahu dari mana, Chef?”
“Hmmm.. dari mana ya? Dulu aku sempat baca di sebuah majalah online. Waktu masih sekolah. Kata William Wongso.” Arman menyuapkan makanan ke mulutnya. “Kamu tahu apa itu komposer?”
“Ya. Seseorang yang mampu mengaransemen musik, menciptakan sebuah karya musik, mungkin seperti Adi MS.”
“Bisa jadi seperti itu dalam dunia memasak profesional. Seorang koki atau juru masak walaupun memiliki kemampuan untuk memasak makanan tertentu, kalau belum pernah memimpin dapur yang terdiri dari beberapa juru masak, belum bisa disebut sebagai chef. Ibarat komposer di dapur, seorang chef tidak perlu memasak semua makanan di dapurnya, tapi dia harus mampu memasak semua masakan yang dikerjakan oleh juru masaknya dan memastikan kualitas dari setiap masakan itu. Komposer musik juga seperti itu. Dia mampu menghasilkan karya, tapi tidak perlu memainkan semua alat musiknya.”
Arman lalu menjelaskan tentang jenjang karir profesi chef. Seorang chef memasak secara profesional untuk pelanggannya. Jenjang karir chef dimulai dari posisi yang paling bawah yaitu commis. Commis merupakan basic chef di dapur profesional yang besar dan bekerja di bawah chef de partie untuk belajar tentang tanggung jawab di dapur dan pelaksanaannya. Orang-orang yang jadi commis biasanya adalah mereka yang baru lulus sekolah di bidang kulineri atau yang masih dalam masa pelatihan atau magang.
Jenjang di atas commis adalah chef de partie. Istilah ini berbeda di beberapa tempat. Ada yang menyebutnya sebagai station chef atau line cook. Mereka memiliki tugas sendiri-sendiri di station mereka masing-masing. Tugas mereka hanya memasak, tapi tidak memasak semua masakan. Setiap line cook ditempatkan pada station mereka sendiri dengan tugas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
“Tugas seperti apa misalnya?” sela Sandra.
“Misalnya seperti sauté chef, yang tugasnya sautéed items and their sauce.”