Semua bermula dari kegemaran Arman yang suka makan saat kecil. Karena kegemarannya itu, berat badan Arman kecil semakin hari semakin bertambah. Masa kecil bersama kakek dan nenek membuat dia sering kali dimanja. Meskipun begitu, kakek dan neneknya juga mengajari untuk berbagi dan menghargai setiap proses dan pencapaiannya. Salah satunya adalah dengan cara memasak. Kegemarannya akan makan menjadi media belajar Arman. Kakek Arman gemar bercocok tanam dan memelihara banyak ternak.
Bersama kakeknya, Arman belajar bagaimana cara menanam tanaman dengan benar mulai dari pembibitan dan penanamannya. Sang kakek adalah pegawai perhutani dan juga pengusaha di bidang penyedia bahan pangan. Lahan yang dimiliki luas dan menghasilkan banyak hasil kebun untuk dijual. Beliau juga memiliki usaha peternakan unggas dan sapi, serta usaha-usaha lain di bidang pertanian dan perkebunan. Lahan di rumah digunakan sebagai laborataurium untuk percobaannya. Rupanya metode ini sangat menarik bagi Arman kecil. Dengan seksama dia belajar pada kakeknya tentang bagaimana memproduksi bahan makanan sebelum diolah.
Proses selanjutnya adalah proses pengolahan. Bagian yang menyenangkan tentunya. Nenek Arman yang gemar memasak menjadi mentor yang sangat handal. Saat masa panen tiba, nenek mengajari Arman kecil untuk mengolahnya menjadi makanan yang enak. Bahan-bahan yang beraneka ragam membuat daya kreasi Arman kecil semakin terasah dalam menciptakan masakan baru. Neneknya dengan sabar membantu dan mengajari setiap tahapan serta memberikan saran dan cara-cara untuk memperlakukan setiap bahan makanan. Pelajaran dari kakek dan neneknya rupanya memberikan manfaat yang besar bagi pertumbuhannya. Makanan sehat dan ilmu yang sangat berguna.
Melihat anaknya yang gemar dan pandai memasak, orang tua Arman kecil mengikutsertakan dia pada sebuah kompetisi memasak anak-anak. Dengan kemampuannya yang di atas rata-rata, dia pun memenangkan kompetisi itu dengan sempurna. Mulai dari pengalaman itulah Arman kecil termotivasi untuk menggeluti dunia memasak. Memasak yang berawal dari hobi pun mengantarkan Arman remaja untuk belajar lebih lanjut ke jenjang yang lebih tinggi. Sekolah kulineri menjadi pilihannya. Belajar memasak di sekolah tinggi tersebut tak membuatnya merasa puas. Dirinya yang haus akan ilmu memasak membuatnya keluar dari sekolah tersebut dan memilih magang di restoran-restoran sebagai tempat belajarnya yang baru.
Sekitar setahun bekerja, dia lalu pindah ke sebuah restoran yang lebih besar. Dia memulai karirnya sebagai commis. Bermula dari tingkat yang paling bawah, Arman belajar setiap hal dalam menciptakan sebuah hidangan yang enak dan penuh cita rasa serta disajikan dalam presentasi yang mengundang selera. Karirnya terus berlanjut dan meningkat sesuai dengan ilmu yang dia dapat.
“Lalu bagaimana Chef bisa ikut mengisi acara di TV?”