KALA SENJA

R. R. Danasmoro
Chapter #22

BAB 21

Bandara Internasional Adi Sumarmo tampak lengang ketika mereka sampai di sana. Tidak banyak orang seperti terakhir kali Sandra mengantarkan tamunya minggu lalu. Atau mungkin saja belum.

Suara deru pesawat terbang mulai terdengar. Jam menunjukkan pukul 15.10 dan calon penumpang mulai berdatangan. Beberapa mobil datang bersamaan, lalu diikuti taksi dari beberapa pangkalan yang datang silih berganti. Arman dan Sandra sedang berjalan menuju pintu masuk pemeriksaan ketika sebuah mini bus berkapasitas 16 orang berhenti di kanopi penurunan penumpang, tepat di depan snack stall yang baru saja mereka lewati.

“Tunggu di sini!” suruh Arman.

“I..iya,” Sandra terlihat agak bingung dan tidak memperhatikan apa yang dikatakan Arman.

Arman langsung saja masuk untuk check-in dan meninggalkan Sandra dalam kebingungannya. Banyak orang yang mulai berlalu-lalang di sekitarnya yang semakin membuatnya kebingungan. Sandra memang sempat mengidap agorafobia. Setiap kali berada di keramaian, kepanikan menyelimuti dirinya.

Beberapa proses pengobatan sudah dijalani, tapi nampaknya dia belum bisa sembuh total. Saran dari psikiater sudah dijalani. Bahkan pengobatan melalui metode ruqyah pun juga dilakoni. Terakhir kali melakukan ruqyah, Sandra berteriak-teriak ketakutan dan itu membuatnya kapok untuk melakukan ruqyah tahap selanjutnya. Selesai ruqyah badannya lemas tak bertenaga. Serasa seluruh energinya dihisap dengan alat vakum tanpa menyisakan sedikit pun tenaga untuknya bergerak. Tidak lagi, batinnya kala itu. Dan akhirnya pun dia memilih jalan yang lebih realistis. Ketakutan adalah produk dari pikiran. Pikiran yang harusnya dikendalikan, bukan sebaliknya. Memikirkan hal yang realistis akan lebih jelas ketimbang hal yang belum tentu terjadi. Sejak saat itu Sandra melawan rasa takutnya.

Lihat selengkapnya