Arman melihat lagi pada kertas yang dituliskan ibunya. Satu barisan angka.
2 5 4 4 4 4 3 7 4
Nomor ini terdiri dari sembilan angka. Tidak mungkin kalau ini adalah nomor ponsel. Tidak pula nomor rumah. Tapi Arman tetap mencoba menghubungi. Pertama dia menambahkan kode area Solo. Sayangnya nomor itu tidak ada. Suara operator mengatakan bahwa nomor itu tidak terdaftar. Arman kembali berpikir. Nomor operator telepon seluler jaman sekarang rata-rata terdiri dari dua belas angka. Namun juga ada yang terdiri dari sebelas dan sepuluh angka. Semua memberikan kemungkinan yang sama. Dia menambahkan tiga angka awalan yang mengindikasikan operator yang berbeda. Arman pun membuat sebuah daftar nomor telepon.
0 8 1 2 5 4 4 4 4 3 7 4
0 8 2 2 5 4 4 4 4 3 7 4
0 8 3 2 5 4 4 4 4 3 7 4
0 8 5 2 5 4 4 4 4 3 7 4
0 8 6 2 5 4 4 4 4 3 7 4
0 8 7 2 5 4 4 4 4 3 7 4
0 8 8 2 5 4 4 4 4 3 7 4
0 8 9 2 5 4 4 4 4 3 7 4
Ada delapan kombinasi nomor di dalam daftarnya. Jika dia benar, salah satu nomor Sandra ada di antara delapan nomor ini. Dengan jantung yang kembali berdebar kencang, dia menghubungi nomor itu satu-persatu. Daftar pertama dia coba. Setelah tiga kali nada panggilan, suara seorang pria menyahut.
“Siapa ini?” Tanya pria itu dengan suara garang.
“Ehh.. maaf, apakah ini nomor Sandra?”