Tony mengamati seorang pria yang duduk sendiri di tepi jendela. Sudah lebih dari lima belas menit dia minta untuk ditinggalkan bersama buku menu yang disediakan J&A Restaurant. Dari kejauhan Tony masih sibuk mengawasi orang itu sampai lupa dengan tugasnya. Jendra yang keluar dari dapur melihat tingkah aneh Tony dan mendekatinya.
“Sedang apa kamu di sini?” tanya Jendra, wajahnya mengisyaratkan ketidaksukaan saat melihat pegawainya menganggur.
“Ehh, Chef,” Tony kaget dengan kedatangan Jendra yang tiba-tiba. “Saya hanya sedang mengamati tamu kita.”
“Tamu apa sampai bikin kamu tidak mau kerja? Perempuan?”
“Bu..bukan, Chef. Itu, ada seorang kritikus yang datang berkunjung ke restoran kita. Sudah lebih dari lima belas menit dia memandangi buku menu tapi masih belum memesan juga.”
“Lalu apa itu harus membuatmu diam saja dan tidak bekerja?” Jendra mulai gemas. “Saya tidak perduli dia siapa. Yang pasti saya tidak suka melihat pegawai saya diam dan tidak melakukan apa-apa. Paham?”
“I..iya, Chef. Paham!”
Jendra kemudian meninggalkan Tony. Jantung Tony berdebar lebih kencang karena teguran Jendra. Beberapa temannya memandangi dan tersenyum-senyum melihat Tony.
“Apa lihat-lihat?” bentaknya.