Jendra berganti pakaian dan mengajak Sandra untuk segera berangkat. Jam semakin menunjukkan waktu keberangkatan dan membuat mereka bergegas. Sandra pamit pada Arman dan Irene, lalu menumpang ke motor yang dikendarai Jendra. dia memakai helm pinjaman milik salah satu pegawai di J&A Restaurant.
Meski ada macet di beberapa daerah yang dilewati, akhirnya mereka sampai di Stasiun Gambir. Suasana stasiun itu tak seramai saat hari terang. Malam ini ada beberapa jadwal keberangkatan menuju Surabaya dan Bandung. Kereta Api Argo Lawu sudah bersiap saat Sandra menginjakkan kakinya di pelataran stasiun. Masih ada waktu lima belas menit lagi. dan Jendra masuk ke lobi dan mencari tempat duduk.
“Maaf J,” ucap Sandra. “Sepertinya aku tidak bisa membantumu lagi,” tambahnya.
“Tidak apa-apa,” jawab Jendra. “Aku tahu apa yang lebih penting untukmu.”
“Aku tahu mungkin ini terdengar egois. Tapi aku merasa ada sesuatu dengan Arman. Perasaanku jadi semakin tidak enak padanya. Aku merasa mengenal dia.”
“Mengenal dia?” Jendra tidak paham dengan maksud perkataan Sandra.