“Ini belum bersih! Sana! Bersihkan lagi!” kata Ayah Jendra.
Ini sudah ketiga kalinya Jendra kecil menyerahkan piring yang dia cuci kepada ayahnya. Dia pun kembali ke tempat cuci piring sementara ayahnya menunggui di belakangnya. Pelajaran kali ini terlihat mudah, namun nyatanya menjadi sangat sulit karena dia sudah bolak-balik mencucinya. Sekarang sudah kali keempat dia menyerahkan piring yang sama.
“Bagus! Memang seperti ini seharusnya. Jangan remehkan kebersihan, Jendra. Alat masak yang kotor bisa membuat makananmu jadi tidak enak. Kalau kamu belajar terus, ayah yakin kamu akan jadi jeli dan paham tentang perbedaan antara makanan yang dimasak dengan perabot kotor dan dengan perabot yang bersih. Kamu juga harus bisa mengenali jika piring saji yang digunakan bersih atau tidak. Kamu mungkin tidak melihatnya, tapi kamu pasti akan mengenali. Gunakan instingmu!”
“Apa insting itu, Ayah?”
Ayahnya mendesah pelan. Anak seusia Jendra belum paham maksud kata-katanya. Dia pun menyadari hal itu.