Suasana ballroom di Hotel Dharmawangsa sangat ramai dan didominasi dengan chef jacket berwarna hitam. Pakaian kebesaran anggota ICA mendominasi di antara jas dan gaun yang dikenakan para tamu undangan. Panggung kecil yang disediakan masih sepi dan hanya berdiri sebuah standing microphone di tengah-tengahnya. Di belakangnya tertampang dengan jelas huruf-huruf yang bertuliskan:
6th SUMMIT MEETING INDONESIAN CHEF ASSOCIATION
Para anggota Dewan Penasehat berkumpul di salah satu meja di barisan terdepan. Mereka bercengkerama sementara panitia penyelenggara mempersiapkan acara pembukaan. Pemandu acara sudah naik ke atas panggung, meminta perhatian setiap tamu untuk ikut serta dalam acara pembukaan. Seperti acara resmi pada umumnya, pembukaan dimulai dengan salam sapa yang bersemangat dari si pembawa acara. Tata cara berikutnya menyajikan sambutan-sambutan, terutama dari ketua periode sekarang dan ketua Dewan Penasehat.
“Chef Jendra belum datang?” terdengar obrolan di salah satu meja.
Jendra dan Arman masih belum hadir hingga acara pembukaan dimulai. Terdengar pula kekhawatiran di antara para Dewan Penasehat dan Ketua ICA tentang hal itu. Kandidat terkuat belum hadir sedangkan pengumuman sebentar lagi akan dibacakan.
“Chef Arman juga belum datang. Mungkin kita harus mengulur waktu sepuluh menit lagi,” kata Glen. “Bagaimana menurut kalian?”