5 tahun kini telah berlalu, namun rasa kehilangan seseorang yang di cintai tak mudah pergi begitu saja, rasa Cinta yang begitu besar membuatnya tak ingin membuka pintu hatinya untuk siapapun.
Setiap harinya Nova selalu saja di sibukan dengan pekerjaannya, kariernya semakin sukses, dan saat ini Nova sudah menekuni bidang fashion dari sejak dua tahun yg lalu. Pekerjaannya seolah membuatnya lupa akan mencari pasangan hidup, semenjak kepergian Dion memang tidak pernah ia pergi jalan dengan pria manapun atau sekedar nongkrong pun tidak sama sekali, Nova lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman temannya dan juga keluarganya. Tapi itu bukan berarti tidak ada pria yang mendekatinya sama sekali, semenjak kepergian Dion memang sikap Nova berubah menjadi lebih dingin terhadap laki-laki, dia selalu saja cuek dan menolak jika ada seseorang yang ingin mengajaknya pergi nonton atau sekedar ngopi bareng. Baginya itu hanya menyianyiakan waktu berharganya, dan karena sikapnya yang dingin, Nova sampai di juluki perempuan tua, oleh laki-laki yg merasa sakit hati karena sikap Nova. Namun lagilagi Nova tak menggubrisnya, apapun yang orang lain katakan tentangnya seolah dia tidak pernah peduli, baginya hidup hanya sekali dan mencintai pun cukup sekali, Cintanya kepada Dion akan ia bawa sampai kapanpun, kata-kata itulah yang selalu Nova ucapkan, pada seseorang yg selalu memaksanya untuk mencari pengganti Dion. Bahkan Nasihat keluarganya pun tak pernah ia dengarkan, sudah menginjak kepala tiga, Nova terus menerus di paksa untuk segera menikah oleh orang tuanya, namun saat Ibunya ingin mengenalkan seorang laki-laki anak temannya, Nova malah balik emosional, hingga pertengkaran kecilpun terjadi.
"Nak, besok kamu ada waktu tidak?" Tanya Sang Ibu
"Yaa tentu ada donk bu, besok kan aku libur, emangnya ibu sama Ayah mau pergi ke mana ??" Tanya Nova yang mengira kalau orangtua nya ingin pergi berlibur dengannya, namun saat ibunya ingin menjelaskan bahwa ia ingin memperkenalkan Nova dengan seorang lelaki, Nova malah kembali emosional.
"Begini nak, besok teman ibu datang dari Bandung dia mau silaturahmi kesini, dan anaknya baru pulang dari Australi, ibu mau kamu kenalan yaa sama anak teman ibu!!" Pinta sang ibu dengan pelan
"Bu..!! Mau sampai kapan ibu terus-terusan bujuk aku buat kenalan sama laki-laki lain, aku udah bilang berkali-kali kalau aku ga mau kenal sama laki-laki siapapun itu dan dari manapun asalanya. Harapan aku buat berumah tangga sudah musnah bu,!! Terkubur bersamaan dengan kepergian Dion, dan Aku.. Udah ga percaya lagi sama yang namanya CINTA!! " Nova berlari menuju kamarnya dengan menutup keras pintu kamar
Sang Ibu hanya bisa pasrah dan diam, meratapi perkataan anaknya yg menyakiti hatinya, ayah Nova pun tak berani bertindak karena Nova berubah menjadi keras kepala semenjak kepergian Dion. Jika menyangkut masalah pernikahan, Nova memang selalu sensitif terhadap orang-orang disekitarnya.
Hingga keesokan harinya, tamu yang di tunggu tunggu oleh ibunya pun sudah datang, namun Nova masih tertidur di dalam kamarnya, dan tak berniat untuk keluar dari kamar, namun ibunya terus membujuknya agar Nova mau keluar kamar dan bersiap menemui laki-laki anak temannya itu.
Akhirnya Nova pun mau keluar dari kamar dan menemui laki-laki itu, laki-laki itu bernama Reno, dia bertubuh tinggi, dengan kulit sawo matang dan mempunyai senyuman yang manis, anaknya sangat ramah, sopan dan berwibawa. Tentulah siapapun yang melihatnya akan tertarik dengannya, namun semua itu tak berlaku bagi Nova, dia masih saja bersikap cuek saat Reno mengajaknya berkenalan dan tanpa melihat penampilan Reno sedikitpun, namun dari pandangan Reno dia melihat ada sesuatu yg berbeda dalam diri Nova, sikap cuek Nova justru malah membuatnya tertarik, di bandingkan dengan perempuan yang suka mencari perhatian, Reno lebih menyukai perempuan yang jutek dan juga cuek, karena itu lebih membuatnya tertantang untuk mengenalnya lebih dekat.
Sudah sekitar satu jam Reno berada di rumah Nova, mereka berdua duduk di depan teras rumah, Reno yang saat itu sibuk membicarakan pengalaman pribadinya, hanya bisa di jawab ketus oleh Nova, sedangkan Nova hanya menjawab sepatah dua patah kata, "Oh..Ya.. " hanya kata-kata itu saja yang terucap dari mulut Nova, karena ia daritadi hanya sibuk memainkan handphone nya, namun Reno tidak marah sama sekali dengan sikap cuek Nova, justru dia malah tertarik melihatnya, dan saat melihat Nova tersenyum di depan layar handphone nya, saat itulah perasaan Reno mulai berdebar, Reno terus memandangi senyuman manis Nova, dalam hatinya berpikir "aku rasa Nova tidak sejutek wajahnya, sepertinya dia orang yang ramah, asik dan menyenangkan, aku harus lebih berusaha lagi supaya bisa mengenalnya lebih jauh".