Angin menerpa wajah lembut Kirana, ia memandang hambatan bunga matahari dengan senyuman lembut dibibirnya.
Saka melihat Kirana tersenyum pun ikut memekarkan senyum di wajahnya, ia mengajak Kirana kesebuah kebun bunga matahari yang baru saja di buka di dekat desa mereka. Ia tersenyum ingat akan pertemuan ia dan Kirana yang juga diawali dengan bunga matahari.
Kiranadan Saka saling diam menikmati lembutnya angin sore yang menerpa wajah mereka.
"Kita udah lama nggak main di kebun bunga matahari, kamu ingat nggak awal kita bertemu karna bunga matahari". Suara tersebut di keluarkan oleh Saka
"Tentu. Kamu yang rusak bunga matahari di taman depan rumah aku, aku ingat banget waktu itu gara gara kamu dikejar Anjing nya pak Tarno".
"Kalau diingat ingat lucu juga ya, kamu marah marah gara gara aku sembunyi dikebun bunga matahari kamu, kamu orangnya waktu itu emosian".