Di dunia ini, Yuna ngerasa Lika adalah satu-satunya sohib yang enggak bakal mengkhianatnya. Tapi itu dulu, sekarang enggak lagi. Sekarang Yuna sadar. Sebenarnya bukan cuma muka Lika aja yang penuh dusta, tapi kelakuannya juga sama saja. Yuna baru sadar ketka buka Facebook dan nemuin perubahan status Lika di berandanya.
Yuna melotot, pakai otot. Cuma buat memastkan kalau enggak ada yang salah sama matanya.
“Lika pacaran? Yang bener aja?” Yuna langsung meluncur ke kronologi cowok bernama akun Sulung Jepe tersebut. Yuna nahan napas di perut pas tau betapa gantengnya foto profl yang dipajang di sana. Wajahnya puth mulus, rambutnya berponi macam anggota boyband Korea yang biasanya bikin Yuna jerit-jerit.
Yuna sangat butuh penjelasan, makanya dia langsung mengetk sesuatu di kolom komentar.
Enggak lama berselang, muncul notfkasi. Komentar balasan dari Lika muncul.
Komentar Lika diikut dengan emotkon love-love yang bikin Yuna pengen muntah.
Saking kesalnya, dia sampai pakai tenaga dalem saat ngetk komentar barusan.
Yuna mengabaikan komen dari cowok yang diumumkan sebagai pacar Lika itu. Yang Yuna butuhkan saat ini cuma satu, jawaban dari Lika.
Enggak nunggu lama, Yuna langsung cus menuju kafe di mana dia dan Lika biasanya suka nongkrong, pesan secangkir kopi yang diminum dikit-dikit demi bisa lama-lama nikmatn WiFi-an grats.
Sampai di Anomali Cafee, Yuna langsung mengedar pandang ke penjuru ruang. Matanya menangkap sosok Lika duduk di pojok, beneran duduk bersama cowok. Yuna menghampiri bangku Lika dan duduk di depannya tanpa aba-aba.
“Aku mau kamu jelasin ini. Sejelas-jelasnya.” Lengan Yuna yang segede pentungan bambu menggebrak meja. Meja kafe bergetar dan kopi di gelas Lika kocar-kacir.