Pertandingan telah berlangsung selama 2 babak dari total 4 babak yang akan dimainkan. Perolehan nilai bersaing sangat ketat. Masing-masing pemain menunjukkan kemampuannya.
Walaupun bersaing dalam pertandingan, namun Kenan dan Axelle selalu bercanda saat di lapangan, kejahilan mereka memang tak diragukan lagi. Membuat yang menyaksikan ikut tertawa melihat kelakuan mereka, menggoda masing-masing lawan.
"Nih, pesanan lu, Ra. Air mineral ama mentos doang kan?" Aysha mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada Galih yang baru saja bergabung dengan mereka. "Point siapa yang menang?"
"Masih tim Kak Radhitya. Tapi tiga angka doang," jawab Nina sambil tak putus memperhatikan pertandingan di depannya.
"Tuh, Ra, dia lihat ke sini lagi" bisik Tika, namun lumayan kencang karena harus mengalahkan suara sorakan penonton yang cukup ramai. "Coba sekali lo kedipin, auto kejengkang gak dia sambil lari?" Tika terbahak dengan candaanya sendiri. Sementara Aysha mecubit lengan Tika gemas, namun ikut tertawa.
Tika tak salah, Aysha pun merasa Radhitya berkali-kali menoleh ke arahnya, bahkan beberapa kali diiringi dengan senyuman manis khas sang ketos, yang selalu jadi perbincangan siswi.
"Yeaay!" sorak sorai kembali terdengar menggema saat Radhitya kembali mencetak dua point untuk tim kelasnya. Aysha ikut berteriak senang bersama teman-temannya. Kelakuannya menarik perhatian Radhitya dan Byantara secara bersamaan, yang kebetulan posisinya berdekatan dengan lokasi Aysha dan teman-temannya duduk.
Aysha memberi senyum pada Radhitya karena cukup kagum dengan kesigapan gerak Radhit saat memasukkan bola tadi. Radhitya jelas membalas senyuman Aysha dengan senang hati. Byantara yang menyaksikan hal tersebut, memutar matanya jengah dan memilih mengabaikan.
Priiit...
"Time out!" teriak seorang siswa kelas XII yang menjadi wasit dadakan dalam pertandingan.
"Time out kenapa?" tanya Axelle pada salah seorang anggota timnya. Yang ditanya hanya menjawab dengan mengedikkan bahu dan menunjuk ke arah Byantara dengan dagunya.
"Apaan, woy?"
"Haus gue!"
"Bangke, baru juga main setengah jam."
Byantara acuh sambil berjalan ke arah kerumunan anak-anak kelasnya, mencari minuman.
"Gak ada yang punya?" tanyanya kesal, "Beli gih, siapapun!" Ucapannya sedikit kencang, hingga terdengar ke telinga Aysha dan teman-temannya.
"Kak Abi nyari minum tuh, lo gak mau kasi air mineral yang lo beli tadi? Belom diminum, kan?" sikut Nina pada Aysha.
"Sebenarnya gak masalah, tapi nanti kalau dia nolak, gimana? Gengsi dong gue?"
"Halah, urusan belakangan." Tika meraih kantong plastik yang diberikan Galih tadi dan mengeluarkan air mineral botolnya.
"Kak Axelle!" teriak Tika. Tika tidak bisa memanggil Byantara karena tampaknya sedang berjongkok membicarakan strategi.
Axelle dan beberapa temannya yang lain menatap ke arah Tika yang tengah berdiri sambil mengacungkan botol minuman.
"Kasiin Kak Abi,Tapi cuma ada satu!"
"Gak 'papa, lempar sini." Axelle menjawil bahu Byantara dan memintanya bersiap menerima botol tersebut, karena gilirannya mendengar rencana strategi permainan mereka.
Byantara yang paham langsung berdiri menanti lemparan.
Lemparan Tika tepat sasaran. Saat Byantara mengucapkan 'thanks' pada Tika, Tika malah menunjuk Aysha, Aysha yang menyadari kelakuan Tika, cepat-cepat menarik tangan Tika dan menyuruhnya untuk duduk. Tika terpingkal. Sementara Byantara mengulangi ucapan terima kasihnya, namun kali ini ditujukan pada Aysha.
Aysha mengangguk dan memberi sedikit senyum, namun segera berubah masam saat Byantara tak bereaksi atas senyumnya malah berbalik arah.
Tika kembali terpingkal melihat wajah kecut Aysha.
"Tuh kan, nyebelin! Harusnya gue gak usah kasiin minuman itu, biar aja dia pingsan dehidrasi," omelnya.
Tika dan Nina yang mendengar omelan Aysha kembali tertawa. Nina bahkan sambil mecubit gemas pipi Aysha.
Pertandingan usai tepat saat bel istirahat berbunyi. Pertandingan yang dimenangkan oleh tim kelas XII MIPA 1 dengan angka perolehan nilai yang hanya terpaut tiga angka itu, membuat anak-anak kelas X MIPA 1 dan XI MIPA 1 bersorak heboh membanggakan kakak kelasnya.
Daripada berdesak-desakan di pintu GOR, Aysha dan kedua temannya memilih menunggu sambil duduk di kursi kosong di dekat pintu. Nina mengeluarkan ponselnya dan mengajak kedua temannya berswafoto.