Mereka berdua mulai berkeliling sekolah, sekalian mencari cara keluar dari gedung sekolah. Gadis itu menunjuk pada pagar rendah yang bisa dilewati untuk keluar sekolah, "Itu. Disana! Kita bisa keluar dari sana!" Kata gadis itu bersemangat.
Kalea menyipitkan matanya, melihat tembok pagar disana. Mereka berdua berlari mendekati pagar tersebut, Kalea dengan nafas terengah-engah berkata, "okeh, jadi siapa yang mau duluan naik?"
"Kamu, naik aja sini" Jawab gadis itu sambil menepuk punggungnya. Tanpa ragu, Kalea langsung naik ke atas punggungnya, lalu melompat ke sisi lain pagar. Begitu kakinya mendarat di tanah, pemandangan jalanan terbentang di hadapannya.
Tiba tiba telinga Kalea kembali berdenging, dilanjutkan dengan pusing yang hebat. Kalea membeku. Kepalanya berdenyut hebat, membuat tubuhnya melemas. Tangannya buru-buru menutupi telinga, tapi suara itu semakin kencang, menggema di kepalanya.
Tiba tiba, dunia Kalea dipenuhi dengan kegelapan. Ditengah kehampaan, terdengar suara samar yang memanggil dirinya, "Kalea.. Kalea.. Kembalilah!" Suara itu semakin keras, membuat dirinya gelisah.
Namun,
Kalea membuka matanya, napasnya memburu, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Kepalanya terasa berat. Saat kesadarannya mulai kembali, ia menyadari bahwa ia sedang berbaring di atas paha perempuan itu.
Tatapan penuh kekhawatiran menyambutnya. "Ah, kamu sudah sadar," kata perempuan itu pelan. Kalea berusaha untuk bangun, dengan keadaan pusing.