Kali Ini Tentang Aku

iyaaaku
Chapter #3

... (Part 3)

Dimana-mana kebiasaan orang tua pagi-pagi pada umumnya beribadah, memasak, bersiap bekerja di luar rumah mungkin, atau masih tiduran, bisa saja. Sekarang kedua orang tuaku malah asik menyiram bunga di greenhouse di belakang dapur. Aku juga jadi ingin kesana, disetiap langkah terlihat berjejeran pot bunga baik di atas rak besi yang sengaja dibuat sendiri oleh Papa atau pot mini gantung yang sering dikoleksi Mama.

"Kak, udah bangun?" sapa Papa melihatku sedang memasuki greenhouse ini. Perkenalkan Papaku bernama Papa Abip.

"Emang aku apaan Pah?" tanyaku.

"Kamu apa Kak?" tanya Papa lagi.

"Mah! Papa tuh usil." aduku pada Mama.

"Bentar ya sayang, ini mawarnya berduri." ucap Mama yang lagi fokus sama sekelompok bunga mawar di pot-pot besar.

"Segitunya, anak kalah sama bunga." lalu aku pergi dari sana dengan kaki yang menghentak-hentak.

Aku kembali ke kamar ingin mandi shower dan segera bersiap ke sekolah. "Kak, kamu mau ke sekolah?"

"Enggak Mah, mau cabut sih sebenarnya, sesekali kan Mama Papa di panggil guru matahari."

"Guru matahari?" beo Papa.

"Guru BK Pah, masa Papa gitu aja gak tau." balasku sambil misuh-misuh, Papa memang gitu selalu aja bikin kesal, gak tadi gak saat ini apalagi mungkin besok karena Papa tipe yang makin hari makin tinggi grafik jahilnya.

"Kamu ini, kualat tau rasa. Padahal Papa ingin ajak kamu bolos hari ini, tapi cuma hari ini." ajak Papa dengan entengnya.

"What? Demi apa? Serius Pah? Mah? Why?" tanyaku kaget.

Mama mengangguk, "Why not?" Papa balik nanya, sungguh aku malas meladeni sifat Papa yang begini, gak serius gak bercanda, bercanda mulu. Ngulek orang tua dosa gak sih?

Lihat selengkapnya