Kali Kedua

Euis Lina HF
Chapter #2

Saling Berjuang

Langit bulan Juni sepertinya jauh lebih membiru dibandingkan langit-langit di bulan sebelumnya. Sama seperti rasa yang aku miliki. Pintu hati yang sempat aku gembok dengan kata "don't believe with the love" kini mulai terbuka karena sudah ada seseorang yang mampu membuka kunci gembok itu. Ya Rama. Dialah orang yang membuat hari-hariku terasa semakin berwarna.

Tidak terasa masa putih abu akan ditinggalkan beberapa bulan ke depan. Semua siswa kelas XII mulai mempersiapkan masa depan mereka dan siap disuguhkan dengan "dunia nyata".

Begitu pula dengan aku dan Rama. Kita memiliki prioritas yang sama namun berbeda cara untuk menggapainya. Seperti biasa pagi itu Rama sudah berada di depan gerbang halaman rumahku untuk berangkat bersama ke sekolah.

"Kamu jangan lupa jadwal latihan renang sore ini Ramram". Kataku pada Rama.

"Siap bu. Besok aku enggak jemput kamu untuk berangkat ke sekolah yah karena mau berangkat agak pagian akunya. Kamu berangkat bareng Kia aja". Sahut Rama padaku.

"Oke kalem aja". Kataku pada Rama.

Hari itu di sekolah kami tidak saling bertegur sapa karena kelas kita letaknya jauh.

Hari-hari berikutnya pun masih sama seperti siswa kelas XII pada umumnya, menghabiskan sisa waktu yang dimiliki menjelang Ujian Nasional dengan mengikuti les.

Dua minggu menjelang UN, aku dan Rama memutuskan untuk jalan-jalan naik sepeda di hutan pinus tempat paling mengesankan bagi kami.

"Nanti kamu pas UN semangat, jangan mikirin aku terus". Kata Rama dengan tawa dan ledekkannya yang khas bagiku.

"Pasti engga bakalan mikirin kamu Ram karena kamu itu bukan untuk dipikirin, tapi untuk dipertahanin". Kataku dengan memberikan sebuah gombalan yang sebenarnya aku sendiri saja mual mengatakan hal tersebut.

"Suttt gak usah gombal gitu Elina itu bukan gaya kamu banget. Dengernya bukan baper (bawa perasaan) mual sih iya". Kata Rama padaku sambil tertawa.

"Ram alasan kamu pengen jadi tentara itu apa? Selain karena keinginan ayahmu?" Tanyaku padanya.

"Sebenarnya bukan karena keinginan ayahku saja, tapi salah satu keinginan terbesar dalam hidupku adalah menjaga negara kita dan menjaga kamu tentunya". Kata Rama sambil tersenyum.

"Serius Ram". Kataku dengan ekspresi cemberut.

"Iya iya nih aku jawab. Karena seorang tentara tidak hanya setia pada negara tapi setia pada pasangannya juga. Pernah denger engga kata "setia sampai akhir"? Nah itu yang aku kagumi dari para abdi negara. Kalau untuk alasan spesifiknya apa, aku bingung juga jelasinnya. Yang jelas bagiku menjadi seorang tentara adalah panggilan hati". Kata Rama dengan argumennya yang meyakinkan.

"Iya aku pernah denger kata itu karena paman aku aja seorang tentara jadi lumayan tahulah gimana di militer itu". Kataku pada Rama.

Lihat selengkapnya